Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri RI mengundang 45 pemuda dari berbagai negara untuk belajar seni dan budaya Nusantara melalui program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) 2023.
Ke-45 peserta dari 34 negara itu, termasuk lima peserta Indonesia, terdiri dari 33 perempuan dan 12 laki-laki. Mereka datang dari berbagai negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Pasifik-Oseania.
Saat membuka BSBI di Jakarta pada Senin, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa BSBI merupakan program penting untuk mempromosikan seni dan budaya Indonesia, sekaligus memperkenalkan keberagaman, semangat persatuan dan gotong royong.
“Indonesia adalah sebuah negara dengan lebih dari 17.000 pulau dan 300 etnis. Namun, kami menjadikan keberagaman itu menjadi kekuatan karena kami mengedepankan toleransi dan persatuan alih-alih ketidakpedulian dan permusuhan,” kata Retno.
Dia menambahkan bahwa para peserta dapat menyaksikan langsung bagaimana semangat gotong royong diterapkan di Indonesia.
Semangat gotong royong, kata Retno, juga menjadi panduan Indonesia dalam berhubungan dengan negara lain. Indonesia konsisten menjembatani perbedaan di antara negara-negara dan membangun konsensus.
Salah satu peserta BSBI 2023 asal China, Zhou Qingqing, mengaku tertarik mengikuti program tersebut untuk meningkatkan kemampuannya berbahasa Indonesia.
“Saya belajar bahasa Indonesia di universitas, sehingga saya memutuskan mendaftar mengikuti program ini karena saya menyukai budaya Indonesia. Saya berharap dengan bergabung dalam program ini, saya bisa lebih mengenal seni dan budaya Indonesia,” ungkap Zhou.
BSBI merupakan salah satu program Kemlu dalam mempromosikan seni dan budaya Indonesia kepada masyarakat dunia. Sejak penyelenggaraan pertama pada 2003, BSBI telah menghasilkan 1.024 alumni dari 83 negara.
Pada tahun ini, BSBI mengangkat tema “Indonesia, Home of Diversity". Para peserta akan mengikuti pelatihan seni budaya Indonesia selama dua bulan pada Juni-Agustus.
Mereka akan ditempatkan di lima sanggar seni berbeda, yaitu Sanggar Seni Semarandana (Bali), Sanggar Langlang Buana (Banyuwangi), Sanggar Ayodya Pala (DKI Jakarta), Gubang Art Community (Tenggarong–Kutai Kartanegara), dan Sanggar Tari dan Musik Syofyani (Padang).