Peserta Miss Universe Bali mengajar anak-anak buruh bikin kebab
Denpasar (ANTARA) - Peserta ajang kontes kecantikan Miss Universe dari Bali, Ni Kadek Natasha Lilian Ari Rudana, mengajari anak-anak buruh suwun atau buruh angkut barang di Pasar Badung membikin kebab.
Di Denpasar, Minggu, juara kedua Miss Universe Bali yang akan mewakili Bali dalam kontes tingkat nasional tersebut berbagi ilmu memasak dengan 20 anak usia lima sampai 16 tahun yang sehari-hari biasa membantu orang tua di pasar seusai sekolah.
Pelatihan memasak yang diadakan bekerja sama dengan Yayasan Kanaditya Anjani Dharma tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan anak-anak buruh suwun di Pasar Badung.
"Hari ini kita ada kegiatan masak kebab. Jadi tujuan kegiatan ini membangun kreativitas anak sekaligus bagaimana mereka bisa pakai di kehidupan nyata. Jadi setelah memasak mereka bisa jual, diaplikasikan," kata Natasha, yang berasal dari Ubud.
Natasha menyampaikan bahwa selain dilatih memasak, anak-anak juga diajari melakukan pengemasan serta menghitung nilai jual produk yang mereka buat.
"Mereka kebanyakan anak buruh suwun dan jualan tisu. Kita ajarkan (keterampilan) yang lain. Kalau pun tidak dijual, bisa dimakan sendiri," kata perempuan berusia 23 tahun itu.
"Kita juga mengajarkan untuk bersih, mencuci tangan dan selalu menggunakan sarung tangan supaya higienis," ia menambahkan.
Natasha mengemukakan pentingnya akses terhadap pelayanan pendidikan dan pelatihan bagi semua anak, termasuk anak-anak buruh suwun.
"Saya lihat banyak yang kurang tahu kenyataannya, anak-anak harus diberi kesempatan," kata Natasha, yang mulai 21 Juli 2023 akan menjalani karantina bagi peserta ajang Miss Universe di Jakarta.
"Bali terlihat seperti pulau surga, tapi banyak anak tidak merasakan surga itu. Kita lihat kenyataannya tidak secantik itu, dan kita bisa mendorong yang penting ada keinginan," katanya.
Anak buruh suwun yang mengikuti pelatihan memasak yang diadakan oleh Yayasan Kanaditya Anjani Dharma bersama Miss Universe di antaranya Gede Suandita (15).
Siswa kelas 3 sekolah menengah pertama yang bekerja sebagai buruh kupas bawang itu pernah menekuni usaha jualan pisang cokelat pada usia 13 tahun.
"Pernah jualan pisang cokelat keliling pasar tiap sore. Itu bawa 15-20 bungkus dijual Rp2.000. Mulai jualan setelah dapat ilmu dari sini (pelatihan)," katanya.
Meski belum bisa memastikan apakah akan kembali berjualan karena kondisi pasar tidak seramai dulu, Gede senang bisa belajar memasak dan mendapat tambahan keterampilan yang suatu waktu bisa dimanfaatkan untuk membangun usaha.
Sementara itu, Pendiri Yayasan Kanaditya Anjani Dharma Debby Lukito Goeryardi menyampaikan bahwa yayasan bersama Miss Universe Bali selanjutnya juga akan memberikan pelatihan membuat sabun kepada anak-anak difabel di Denpasar.
"Kami ada kegiatan nanti Selasa (18/7). Natasha akan mengajar membuat skincare untuk anak-anak di pusat pelayanan disabilitas. Kami bersifat inklusif, jadi mereka punya kesempatan untuk belajar. Nanti diarahkan, siapa tahu bisa kerja atau produk-produknya bisa dijual," katanya.
Di Denpasar, Minggu, juara kedua Miss Universe Bali yang akan mewakili Bali dalam kontes tingkat nasional tersebut berbagi ilmu memasak dengan 20 anak usia lima sampai 16 tahun yang sehari-hari biasa membantu orang tua di pasar seusai sekolah.
Pelatihan memasak yang diadakan bekerja sama dengan Yayasan Kanaditya Anjani Dharma tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan anak-anak buruh suwun di Pasar Badung.
"Hari ini kita ada kegiatan masak kebab. Jadi tujuan kegiatan ini membangun kreativitas anak sekaligus bagaimana mereka bisa pakai di kehidupan nyata. Jadi setelah memasak mereka bisa jual, diaplikasikan," kata Natasha, yang berasal dari Ubud.
Natasha menyampaikan bahwa selain dilatih memasak, anak-anak juga diajari melakukan pengemasan serta menghitung nilai jual produk yang mereka buat.
"Mereka kebanyakan anak buruh suwun dan jualan tisu. Kita ajarkan (keterampilan) yang lain. Kalau pun tidak dijual, bisa dimakan sendiri," kata perempuan berusia 23 tahun itu.
"Kita juga mengajarkan untuk bersih, mencuci tangan dan selalu menggunakan sarung tangan supaya higienis," ia menambahkan.
Natasha mengemukakan pentingnya akses terhadap pelayanan pendidikan dan pelatihan bagi semua anak, termasuk anak-anak buruh suwun.
"Saya lihat banyak yang kurang tahu kenyataannya, anak-anak harus diberi kesempatan," kata Natasha, yang mulai 21 Juli 2023 akan menjalani karantina bagi peserta ajang Miss Universe di Jakarta.
"Bali terlihat seperti pulau surga, tapi banyak anak tidak merasakan surga itu. Kita lihat kenyataannya tidak secantik itu, dan kita bisa mendorong yang penting ada keinginan," katanya.
Anak buruh suwun yang mengikuti pelatihan memasak yang diadakan oleh Yayasan Kanaditya Anjani Dharma bersama Miss Universe di antaranya Gede Suandita (15).
Siswa kelas 3 sekolah menengah pertama yang bekerja sebagai buruh kupas bawang itu pernah menekuni usaha jualan pisang cokelat pada usia 13 tahun.
"Pernah jualan pisang cokelat keliling pasar tiap sore. Itu bawa 15-20 bungkus dijual Rp2.000. Mulai jualan setelah dapat ilmu dari sini (pelatihan)," katanya.
Meski belum bisa memastikan apakah akan kembali berjualan karena kondisi pasar tidak seramai dulu, Gede senang bisa belajar memasak dan mendapat tambahan keterampilan yang suatu waktu bisa dimanfaatkan untuk membangun usaha.
Sementara itu, Pendiri Yayasan Kanaditya Anjani Dharma Debby Lukito Goeryardi menyampaikan bahwa yayasan bersama Miss Universe Bali selanjutnya juga akan memberikan pelatihan membuat sabun kepada anak-anak difabel di Denpasar.
"Kami ada kegiatan nanti Selasa (18/7). Natasha akan mengajar membuat skincare untuk anak-anak di pusat pelayanan disabilitas. Kami bersifat inklusif, jadi mereka punya kesempatan untuk belajar. Nanti diarahkan, siapa tahu bisa kerja atau produk-produknya bisa dijual," katanya.