Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan keselamatan penumpang kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek menjadi prioritas meskipun moda transportasi tersebut menggunakan teknologi termutakhir seperti pengoperasian tanpa masinis.
“Ini sebuah kemajuan teknologi yang saya rasa masyarakat pasti sebagian masih deg-degan, tapi inilah yang kita harapkan kenapa sejak kemarin kita ada sinkronisasi mengenai sistem, supaya keselamatan penumpang menjadi prioritas,” kata Erick saat menjajal LRT Jabodebek sebelum peresmian yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagaimana diunggah kanal resmi youtube Sekretariat Presiden, Jakarta, Senin.
Erick sudah diajak tiga kali oleh Presiden Jokowi untuk menjajal LRT sebelum peresmian pada Senin ini. Menurut dia, LRT semakin menunjukkan progres yang baik.
Ia juga meyakini LRT dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan luar biasa yang melanda Bogor, Depok, Bekasi, dan Jakarta,
Menurut Erick, dengan operasionalisasi LRT, maka akan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Penurunan emisi karbon yang dikeluarkan kendaraan pribadi diharapkan dapat membantu mengurangi tingkat polusi udara di Jabodebek.
“Transportasi publik menjadi hal yang sangat prioritas hari ini, apakah MRT, LRT, dan fasilitas pendukungnya yang memang harus terus kita tingkatkan karena memang kembali sebagai kota yang menjadi salah satu terbesar di dunia dari jumlah penduduk, memang fasilitas publik harus jadi prioritas,” kata Erick.
Presiden Jokowi pada Senin (28/8) meresmikan operasionalisasi LRT Jabodebek di Stasiun Cawang, Jakarta. Presiden Jokowi berharap agar keberadaan LRT dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara.
"Kita berharap masyarakat berbondong-bondong beralih ke LRT, baik yang dari Cibubur dan sekitarnya maupun Bekasi dan sekitarnya sehingga kemacetan bisa kita hindari dan polusi bisa kita kurangi," kata Presiden.
LRT Jabodebek memiliki lintasan sepanjang 41,2 kilometer dengan dua lintasan dari Cibubur dan Bekasi, Jawa Barat, hingga menuju Dukuh Atas, Jakarta Pusat, yang pembangunannya menghabiskan anggaran Rp32,6 triliun.