Palu (ANTARA) - Dinas Perikanan Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), Provinsi Sulawesi Tengah, terus menggenjot retribusi sektor perikanan yang sebelumnya belum tergarap secara maksimal dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten itu.
"Alhamdulillah saat ini sektor perikanan mulai menyumbang sekitar Rp17 juta, tercatat sejak Juni - Juli 2023 dari retribusi yang kami tarik kepada pelaku usaha yang menjual ikan-ikan segar hasil tangkap nelayan di Bangkep," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bangkep Ferdy Salamat saat dihubungi di Salakan, Rabu.
Dia menjelaskan, selama ini sektor retribusi tersebut belum tergarap sama sekali, dan baru beberapa bulan terakhir mulai digarap dan hasilnya lumayan dalam mendongkrak PAD Kabupaten Bangkep, dari target Dinas Perikanan sebesar Rp1 miliar pada PAD Kabupaten Bangkep.
"Penarikan retribusi ini kami tarik bagi pelaku usaha yang membawa atau menjual ikan-ikan hasil tangkap nelayan di laut ke luar dari Kabupaten Bangkep melalui Pelabuhan Rakyat di Salakan, berdasarkan Perda No. 8 Tahun 2012 tentang Tempat Pelelangan Ikan, dan Pergub No. 26 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penyediaan dan Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan," ujarnya.
Sebelumnya, Pjs Bupati Banggai Kepulauan Ihsan Basir juga mengatakan, bahwa Pemkab Bangkep terus mengoptimalkan sektor kelautan guna mendongkrak pertumbuhan atau peningkatan PAD di kabupaten itu .
"Kelautan dan perikanan salah satu sektor unggulan daerah ini, sehingga perlu di maksimalkan pengelolaannya," katanya.
Ia menjelaskan, PAD Bangkep pada 2022 hanya sekitar Rp34 miliar, oleh arena itu dengan optimalisasi sektor ini pihaknya optimistis PAD bisa meningkat.
"Pemkab Bangkep juga terus mendorong nelayan agar tetap berproduksi dengan memberikan bantuan pengadaan budi daya keramba jaring tangkap, pemberian sarana dan prasarana perikanan tangkap yaitu berupa bantuan pukat dan bubu untuk 12 kecamatan yang mencakup 24 kelompok nelayan," ungkapnya.
Di samping memiliki potensi kelautan dan perikanan, kata Ihsan, Banggai Kepulauan juga memiliki potensi pertanian yang sangat baik.
"Maka akan ada intervensi berupa program penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana pertanian yaitu berupa bantuan benih atau bibit tanaman bawang, tanaman jagung, tanaman sayur-sayuran, dan belanja pupuk untuk petani di 12 kecamatan," katanya.