Palu (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan (Pemkab Bangkep), Sulawesi Tengah, mendukung Gubernur Sulteng Rusdy Mastura mencanangkan provinsi tersebut sebagai negeri seribu megalit.
"Pemerintah Kabupaten Bangkep bersama seluruh masyarakat memberikan dukungan penuh atas pencanangan Sulteng negeri seribu megalit," kata Bupati Banggai Kepulauan, Ihsan Basir, dihubungi dari Palu, Minggu.
Gubernur Sulteng Rusdy Mastura menggagas pencanangan Sulteng negeri seribu megalit, dengan tujuan untuk pemeliharaan, pelestarian, perlindungan dan pemanfaatan serta pengembangan potensi megalit sebagai salah satu destinasi wisata.
Gagasan ini berangkat dari banyaknya situs cagar budaya berupa megalit yang dimiliki oleh Sulawesi Tengah di Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi serta sebahagian di Kabupaten Banggai Kepulauan.
Sejumlah referensi menyebutkan setidaknya terdapat 349 buah batu dalam berbagai bentuk dan ukuran tersebar di Lembah Napu dan Bada, Kabupaten Poso.
Ukuran batu tertinggi menyerupai manusia setinggi empat meter dengan lebar rata-rata 1,5 sampai 2,5 meter.
Hasil penelitian arkeologi menyebutkan megalit tersebut diperkirakan berasal dari 3.000 tahun Sebelum Masehi dan yang termuda dibuat sekitar 1.300 tahun Sebelum Masehi.
Bentuk batu tersebut beragam antara lain berupa patung Arca, Kalamba, Tutu`na dan Dakon.
Selain itu, saat ini Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Banggai Kepulauan telah menetapkan Makam Imam Sya’ban sebagai situs cagar budaya peringkat kabupaten tahun 2023 dan pihaknya segera menindaklanjuti ke pemerintah pusat untuk ditetapkan sebagai warisan peradaban dunia.
Ihsan Basir mengatakan bahwa gagasan Gubernur Sulteng mencanangkan Sulteng negeri seribu megalit merupakan satu gagasan dan terobosan maju, untuk percepatan pembangunan ekonomi masyarakat dan daerah berbasis potensi daerah.
"Sehingga, upaya ini perlu didukung karena memberikan dampak positif yang besar dalam pengembangan ekonomi masyarakat berbasis budaya dan wisata," ujarnya.
Ia menilai bahwa pencanangan yang diikutkan dengan promosi dan pembangunan infrastruktur wisata dan budaya, akan membuka peluang objek wisata baru.
"Sehingga dengan demikian terbuka lapangan kerja, yang kemudian berdampak pada pengurangan pengangguran dan kemiskinan," ungkapnya.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata Sulteng jumlah kunjungan wisatawan tahun 2022 sebanyak 1,3 juta jiwa. Target kunjungan wisatawan tahun 2023 sebanyak 2 juta.