FTIK UIN Datokarama libatkan akademisi Malaysia integrasikan AI dalam pendidikan
Palu (ANTARA) - Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama melibatkan akademisi dari Malaysia membahas integrasi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, dalam penyelenggaraan dan pengembangan pengetahuan dan pendidikan Islam kontemporer.
"Iya, UIN Datokarama khususnya FTIK ingin memadukan atau mengintegrasikan AI dalam pengembangan pengetahuan dan pendidikan Islam kontemporer," ujar Dekan FTIK UIN Datokarama Doktor Askar, di Palu, Senin.
Implementasi AI dalam proses pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya studi Islam kontemporer pada FTIK, ujar dia, diawali dengan kajian artificial intelligence (AI) dalam konteks pendidikan Islam kontemporer.
Kajian ini dikemas dalam bentuk seminar internasional yang melibatkan Ramiza Darmi selaku akademisi Fakultas Bahasa dan Komunikasi Universitas Putra Malaysia.
Selain itu, FTIK juga melibatkan Afnan A Chowdhury selaku Pendiri Al Ahsa Digital Arab Saudi.
Doktor Askar mengemukakan bahwa AI dikenal sebagai teknologi yang memiliki potensi besar untuk mengubah kehidupan manusia di masa depan.
"Dalam konteks pengembangan keilmuan, pengetahuan dan pendidikan Islam, FTIK ingin memastikan bahwa apakah AI akan menggantikan seluruh fungsi manusia ataukah seperti apa," ujarnya.
"Oleh karena itu, kajian ini kami lakukan yang selanjutnya menjadi instrumen pengembangan pendidikan Islam dan pengetahuan umum pada FTIK," ungkapnya.
Askar mengakui bahwa, kehadiran teknologi sangat menopang pengembangan pengetahuan, memperlancar proses pendidikan dan mengefisiensi waktu.
Di dunia pendidikan penggunaan AI dapat membantu pelajar atau mahasiswa dalam mengontrol dan memantau pembelajaran mereka sendiri, memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja dengan baik serta mandiri di masa depan.
"Nantinya pembelajaran tidak hanya memperhitungkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, namun juga memperhitungkan aspek kebiasaan pelajar sehari-hari," sebutnya.
Sekretaris Panitia Seminar Internasional, Doktor Ruslin mengemukakan bahwa hasil seminar tersebut menjadi rujukan untuk dikemas dalam kurikulum pendidikan di lingkup FTIK.
Hal ini penting, karena, ujar dia, AI menjadi satu sarana yang dapat digunakan oleh akademisi untuk mengembangkan keilmuan dan kajian - kajian sosial keagamaan di dalamnya termasuk pendidikan Islam kontemporer.
Kajian yang dikemas dalam bentuk seminar internasional tentang artificial intellegence dalam konteks pendidikan Islam kontemporer diikuti 200 orang peserta terdiri dari dosen dan mahasiswa dan tenaga kependidikan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: FTIK libatkan akademisi Malaysia integrasikan AI dalam pendidikan
"Iya, UIN Datokarama khususnya FTIK ingin memadukan atau mengintegrasikan AI dalam pengembangan pengetahuan dan pendidikan Islam kontemporer," ujar Dekan FTIK UIN Datokarama Doktor Askar, di Palu, Senin.
Implementasi AI dalam proses pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya studi Islam kontemporer pada FTIK, ujar dia, diawali dengan kajian artificial intelligence (AI) dalam konteks pendidikan Islam kontemporer.
Kajian ini dikemas dalam bentuk seminar internasional yang melibatkan Ramiza Darmi selaku akademisi Fakultas Bahasa dan Komunikasi Universitas Putra Malaysia.
Selain itu, FTIK juga melibatkan Afnan A Chowdhury selaku Pendiri Al Ahsa Digital Arab Saudi.
Doktor Askar mengemukakan bahwa AI dikenal sebagai teknologi yang memiliki potensi besar untuk mengubah kehidupan manusia di masa depan.
"Dalam konteks pengembangan keilmuan, pengetahuan dan pendidikan Islam, FTIK ingin memastikan bahwa apakah AI akan menggantikan seluruh fungsi manusia ataukah seperti apa," ujarnya.
"Oleh karena itu, kajian ini kami lakukan yang selanjutnya menjadi instrumen pengembangan pendidikan Islam dan pengetahuan umum pada FTIK," ungkapnya.
Askar mengakui bahwa, kehadiran teknologi sangat menopang pengembangan pengetahuan, memperlancar proses pendidikan dan mengefisiensi waktu.
Di dunia pendidikan penggunaan AI dapat membantu pelajar atau mahasiswa dalam mengontrol dan memantau pembelajaran mereka sendiri, memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja dengan baik serta mandiri di masa depan.
"Nantinya pembelajaran tidak hanya memperhitungkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, namun juga memperhitungkan aspek kebiasaan pelajar sehari-hari," sebutnya.
Sekretaris Panitia Seminar Internasional, Doktor Ruslin mengemukakan bahwa hasil seminar tersebut menjadi rujukan untuk dikemas dalam kurikulum pendidikan di lingkup FTIK.
Hal ini penting, karena, ujar dia, AI menjadi satu sarana yang dapat digunakan oleh akademisi untuk mengembangkan keilmuan dan kajian - kajian sosial keagamaan di dalamnya termasuk pendidikan Islam kontemporer.
Kajian yang dikemas dalam bentuk seminar internasional tentang artificial intellegence dalam konteks pendidikan Islam kontemporer diikuti 200 orang peserta terdiri dari dosen dan mahasiswa dan tenaga kependidikan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: FTIK libatkan akademisi Malaysia integrasikan AI dalam pendidikan