Swiatek merasakan tekanan dari padatnya jadwal turnamen Masters
Jakarta (ANTARA) - Setelah memenangi final yang melelahkan di Madrid tiga hari lalu, petenis nomor satu dunia Iga Swiatek kini harus segera menyesuaikan diri kembali ke lapangan tanah liat di Roma untuk Italian Open yang mulai bergulir, Selasa (7/5).
Swiatek mengatakan dia menghabiskan dua hari pertama di Roma untuk "makan" setelah melewati "final paling intens dan gila" untuk membalas kekalahannya dari Aryna Sabalenka di final Madrid tahun lalu dengan kemenangan tiga jam 11 menit di ibu kota Spanyol itu pada Sabtu (4/5).
Juara French Open tiga kali itu mengatakan bahwa para pemain merasa tergesa-gesa dengan perluasan format acara Masters yang telah membengkak hingga hampir dua pekan, dan menyisakan sedikit atau tidak ada waktu untuk pemulihan fisik dan mental.
"Secara keseluruhan, tur semakin menuntut karena panjangnya turnamen dan semua peraturan wajib ini, baik di ATP maupun WTA," kata Swiatek, dikutip dari AFP, Rabu.
"Dari segi penjadwalan, perencanaan akan menjadi lebih penting, bahkan terkadang (kehilangan) beberapa turnamen yang penting bagi Anda, agar Anda siap untuk turnamen berikutnya."
Unggulan teratas itu akan memulai Roma di babak kedua setelah mendapat bye, melawan petenis Amerika Caroline Dolehide.
Swiatek, yang menjuarai edisi 2021 dan 2022 di Foro Italico sebelum tersingkir tahun lalu di perempat final dari Elena Rybakina yang akhirnya menjadi juara, mengatakan tekanan jadwal yang padat pada petenis bisa jadi sangat besar.
"Bahkan jika saya juara (sebuah turnamen), hal itu tidak melekat di kepala saya. Saya merayakannya untuk satu hari, lalu saya berangkat ke turnamen lain... itu yang ada di kepala saya," kata Swiatek.
"Kami tidak punya waktu untuk beristirahat dengan baik. Anda harus memanfaatkan hari-hari ini (di sela-sela acara yang sudah berjalan lama) dan memperlakukannya seperti hari libur."
"Turnamen-turnamen ini lebih panjang dan tidak mungkin ada hari libur seperti sebelumnya, jadi terkadang Anda harus libur pada saat itu." ujar petenis berusia 22 tahun itu.
Meski begitu, Swiatek tetap senang berada di Roma, di mana pertandingan pada hari pembukaan dihentikan selama sekitar satu jam karena hujan ringan.
"Saya senang berada di sini karena saya menyukai tempat ini. Saya menghabiskan dua hari pertama saya untuk makan," ujar Swiatek sambil bercanda.
"Saya sudah berlatih hari ini di pagi hari. Yang pasti, ini merupakan tantangan untuk beradaptasi. Tapi menyenangkan memiliki masalah seperti itu."
Swiatek mengatakan dia menghabiskan dua hari pertama di Roma untuk "makan" setelah melewati "final paling intens dan gila" untuk membalas kekalahannya dari Aryna Sabalenka di final Madrid tahun lalu dengan kemenangan tiga jam 11 menit di ibu kota Spanyol itu pada Sabtu (4/5).
Juara French Open tiga kali itu mengatakan bahwa para pemain merasa tergesa-gesa dengan perluasan format acara Masters yang telah membengkak hingga hampir dua pekan, dan menyisakan sedikit atau tidak ada waktu untuk pemulihan fisik dan mental.
"Secara keseluruhan, tur semakin menuntut karena panjangnya turnamen dan semua peraturan wajib ini, baik di ATP maupun WTA," kata Swiatek, dikutip dari AFP, Rabu.
"Dari segi penjadwalan, perencanaan akan menjadi lebih penting, bahkan terkadang (kehilangan) beberapa turnamen yang penting bagi Anda, agar Anda siap untuk turnamen berikutnya."
Unggulan teratas itu akan memulai Roma di babak kedua setelah mendapat bye, melawan petenis Amerika Caroline Dolehide.
Swiatek, yang menjuarai edisi 2021 dan 2022 di Foro Italico sebelum tersingkir tahun lalu di perempat final dari Elena Rybakina yang akhirnya menjadi juara, mengatakan tekanan jadwal yang padat pada petenis bisa jadi sangat besar.
"Bahkan jika saya juara (sebuah turnamen), hal itu tidak melekat di kepala saya. Saya merayakannya untuk satu hari, lalu saya berangkat ke turnamen lain... itu yang ada di kepala saya," kata Swiatek.
"Kami tidak punya waktu untuk beristirahat dengan baik. Anda harus memanfaatkan hari-hari ini (di sela-sela acara yang sudah berjalan lama) dan memperlakukannya seperti hari libur."
"Turnamen-turnamen ini lebih panjang dan tidak mungkin ada hari libur seperti sebelumnya, jadi terkadang Anda harus libur pada saat itu." ujar petenis berusia 22 tahun itu.
Meski begitu, Swiatek tetap senang berada di Roma, di mana pertandingan pada hari pembukaan dihentikan selama sekitar satu jam karena hujan ringan.
"Saya senang berada di sini karena saya menyukai tempat ini. Saya menghabiskan dua hari pertama saya untuk makan," ujar Swiatek sambil bercanda.
"Saya sudah berlatih hari ini di pagi hari. Yang pasti, ini merupakan tantangan untuk beradaptasi. Tapi menyenangkan memiliki masalah seperti itu."