Pegula pertahankan gelar WTA Masters Toronto
Jakarta (ANTARA) - Jessica Pegula mengalahkan Amanda Anisimova 6-3, 2-6, 6-1 di final untuk memenangi WTA Toronto Masters, menjadi juara berturut-turut di ajang tersebut.
Pegula yang berada di peringkat enam dunia meraih gelar WTA keenam dalam kariernya dan yang kedua tahun ini setelah Berlin pada Juni untuk menjadi pemenang berturut-turut pertama di Kanada sejak Martina Hingis pada 1999-2000.
"Gila. Saya tidak percaya. Saya sangat menginginkannya," kata Pegula sambil menangis, seperti disiarkan AFP, Selasa.
"Memikirkannya menjadi emosional. Saya sangat senang bisa meraih gelar di sini. Luar biasa. Saya dibanjiri emosi."
"Ini merupakan tahun yang naik turun, tapi ini adalah air mata bahagia. Saya sangat bahagia," ujar petenis AS berusia 30 tahun itu.
Pegula mengatakan dia senang bisa memenangi gelar di kedua kota asal acara tersebut, Montreal dan Toronto, yang dekat dengan kampung halamannya di Buffalo, New York.
Kakek dan neneknya, satu dari Toronto dan satu lagi dari Montreal, hadir di antara penonton.
"Satu di tiap kota jadi satu untuk kalian masing-masing," kata Pegula.
Pegula meningkatkan catatan head to head 3-0 dalam persaingan kariernya dengan Anisimova, meraih kemenangan keduanya tahun ini setelah April di Charleston.
Pegula mematahkan servis Anisimova untuk memulai pertandingan dan kembali merebut set pertama setelah menit ke-27 ketika Anisimova melakukan kesalahan ganda.
Pada set kedua, Anisimova melakukan pukulan forehand winner untuk mematahkan servis Pegula untuk memimpin 2-1, dan Pegula melakukan kesalahan ganda saat melakukan break untuk memberi Anisimova keunggulan 5-2 dalam perjalanan ke set ketiga.
Setelah kehilangan set pertamanya pekan ini, Pegula melakukan break untuk memimpin 2-0 melalui kesalahan ganda Anisimova, lalu unggul 4-0 ketika pukulan forehand Anisimova mengenai net.
Anisimova, yang hanya meraih tiga poin dalam empat gim pertama set terakhir, melakukan pukulan forehand yang panjang untuk menyudahi pertandingan pada menit ke-87.
"Saya tahu semua orang membicarakan rekor saya dan semua hal ini, tapi senang bisa melewati pekan ini dan mendukungnya," kata Pegula.
"Sangat bersemangat, maksud saya, suatu kehormatan, sungguh."
Di peringkat 132 dunia, Anisimova menjadi finalis dengan peringkat terendah di turnamen Kanada tersebut dalam 40 tahun.
Anisimova mengalahkan empat rivalnya yang berada di peringkat 20 besar untuk mencapai final WTA keempat dalam kariernya, tetapi tidak dapat meraih gelar ketiga setelah Bogota pada 2019 dan Melbourne pada 2022.
Anisimova mengambil istirahat kesehatan mental selama sembilan bulan dari tenis tahun lalu dan turun ke peringkat 373 dunia pada awal tahun, tetapi ia memastikan kembali ke 50 besar dengan finis sebagai runner-up.
"Saya berusaha keras, saya terus menundukkan kepala dan mencoba kembali ke olahraga ini dengan perasaan yang lebih santai," kata Anisimova.
"Mencoba menikmati hari apa adanya dan tidak terlalu serius dalam segala hal, karena menurut saya hal itu menghilangkan kebahagiaan dari banyak hal. Menurut saya dengan pendekatan seperti itu dalam kehidupan sehari-hari, itu sangat membantu saya."
Pegula yang berada di peringkat enam dunia meraih gelar WTA keenam dalam kariernya dan yang kedua tahun ini setelah Berlin pada Juni untuk menjadi pemenang berturut-turut pertama di Kanada sejak Martina Hingis pada 1999-2000.
"Gila. Saya tidak percaya. Saya sangat menginginkannya," kata Pegula sambil menangis, seperti disiarkan AFP, Selasa.
"Memikirkannya menjadi emosional. Saya sangat senang bisa meraih gelar di sini. Luar biasa. Saya dibanjiri emosi."
"Ini merupakan tahun yang naik turun, tapi ini adalah air mata bahagia. Saya sangat bahagia," ujar petenis AS berusia 30 tahun itu.
Pegula mengatakan dia senang bisa memenangi gelar di kedua kota asal acara tersebut, Montreal dan Toronto, yang dekat dengan kampung halamannya di Buffalo, New York.
Kakek dan neneknya, satu dari Toronto dan satu lagi dari Montreal, hadir di antara penonton.
"Satu di tiap kota jadi satu untuk kalian masing-masing," kata Pegula.
Pegula meningkatkan catatan head to head 3-0 dalam persaingan kariernya dengan Anisimova, meraih kemenangan keduanya tahun ini setelah April di Charleston.
Pegula mematahkan servis Anisimova untuk memulai pertandingan dan kembali merebut set pertama setelah menit ke-27 ketika Anisimova melakukan kesalahan ganda.
Pada set kedua, Anisimova melakukan pukulan forehand winner untuk mematahkan servis Pegula untuk memimpin 2-1, dan Pegula melakukan kesalahan ganda saat melakukan break untuk memberi Anisimova keunggulan 5-2 dalam perjalanan ke set ketiga.
Setelah kehilangan set pertamanya pekan ini, Pegula melakukan break untuk memimpin 2-0 melalui kesalahan ganda Anisimova, lalu unggul 4-0 ketika pukulan forehand Anisimova mengenai net.
Anisimova, yang hanya meraih tiga poin dalam empat gim pertama set terakhir, melakukan pukulan forehand yang panjang untuk menyudahi pertandingan pada menit ke-87.
"Saya tahu semua orang membicarakan rekor saya dan semua hal ini, tapi senang bisa melewati pekan ini dan mendukungnya," kata Pegula.
"Sangat bersemangat, maksud saya, suatu kehormatan, sungguh."
Di peringkat 132 dunia, Anisimova menjadi finalis dengan peringkat terendah di turnamen Kanada tersebut dalam 40 tahun.
Anisimova mengalahkan empat rivalnya yang berada di peringkat 20 besar untuk mencapai final WTA keempat dalam kariernya, tetapi tidak dapat meraih gelar ketiga setelah Bogota pada 2019 dan Melbourne pada 2022.
Anisimova mengambil istirahat kesehatan mental selama sembilan bulan dari tenis tahun lalu dan turun ke peringkat 373 dunia pada awal tahun, tetapi ia memastikan kembali ke 50 besar dengan finis sebagai runner-up.
"Saya berusaha keras, saya terus menundukkan kepala dan mencoba kembali ke olahraga ini dengan perasaan yang lebih santai," kata Anisimova.
"Mencoba menikmati hari apa adanya dan tidak terlalu serius dalam segala hal, karena menurut saya hal itu menghilangkan kebahagiaan dari banyak hal. Menurut saya dengan pendekatan seperti itu dalam kehidupan sehari-hari, itu sangat membantu saya."