Butuh 25,2 miliar dolar AS untuk pengembangan hidrogen tahun 2031-2060

id Peningkatan investasi, energi terbarukan, industri hidrogen, kementerian investasi

Butuh 25,2 miliar dolar AS untuk pengembangan hidrogen tahun 2031-2060

Direktur Deregulasi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Dendy Apriandi ditemui di Jakarta, Kamis (15/8/2024). ANTARA/Muzdaffar Fauzan

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan diperlukan investasi sebanyak 25,2 miliar dolar AS untuk pengembangan hidrogen yang berasal dari energi terbarukan (green hydrogen) pada periode 2031-2060.
 
"Kita memiliki target 2030 itu 43 persen pengurangan karbon, sehingga target ini juga memerlukan investasi dari sektor swasta minimal 25,2 miliar dolar AS, dan ini yang kita kejar," kata Direktur Deregulasi Penanaman Modal BKPM Dendy Apriandi di Jakarta, Kamis.
 
Dirinya mengatakan, salah satu perusahaan yang telah berinvestasi dalam pengembangan hidrogen hijau adalah Pertamina yang menginvestasikan 11 miliar dolar AS sebagai bagian dari target pemajuan energi hijau.
 
Selain itu, ia mengatakan perusahaan asing seperti The Global Green Growth Institute (GGGI) juga telah bekerja sama dengan Samsung dan Hyundai dalam sebuah proyek seharga 1,2 miliar dolar AS di Blok Sarulla, Sumatera Utara guna memproduksi hidrogen hijau.
 
Dirinya mengatakan potensi bisnis dari pengembangan hidrogen hijau lebih besar dibandingkan hidrogen konvensional yang berasal dari gas alam (grey hydrogen), namun saat ini biaya produksi untuk hidrogen hijau masih cukup tinggi.
 
Meski demikian dirinya berargumen, harga produksi yang pada 2023 sebesar 6,4 dolar AS per kilogram tersebut, diperkirakan bisa terus dipangkas.
 
"Ini ada kemungkinan biaya produksi itu bisa dipangkas di bawah 2 dolar AS," katanya.
 
Sebelumnya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan pengembangan hidrogen bisa menjadi upaya untuk mencegah krisis energi di sektor industri, sekaligus membantu terwujudnya penurunan emisi karbon dioksida (CO2) sesuai Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) sebanyak 912 juta ton pada tahun 2030.
 
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi Dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Reni Yanita dalam forum diskusi di Jakarta, Kamis mengatakan, hidrogen merupakan alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan dan media penyimpan energi yang ideal, hal itu karena unsur hidrogen menjadi penghubung rantai energi yang berkelanjutan dan bebas emisi dari awal hingga akhir.