Kampung inovasi jadi strategi utama pelatihan inovasi daerah

id Brida Sulteng ,Kampung inovasi ,Nilai Indeks inovasi daerah ,IID,Sulawesi Tengah

Kampung inovasi jadi strategi utama pelatihan inovasi daerah

Kepala Brida Sulteng Faridah Lamarauna. (ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulteng)

Palu (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Sulawesi Tengah menyebutkan, "Kampung Inovasi” menjadi salah satu strategi utama dalam pelatihan inovasi daerah guna meningkatkan kematangan nilai indeks inovasi daerah (IID).

"Kampung inovasi menjadi salah satu strategi utama dalam pelatihan inovasi daerah yang di dalamnya mencakup berbagai kegiatan," Kepala Brida Sulteng Faridah Lamarauna di Palu, Rabu.

Ia mengemukakan, kegiatan tersebut di antaranya bimbingan teknis bagi admin dan operator inovasi daerah, pendampingan menyalurkan indikator inovasi, pemberian penghargaan inovasi daerah, serta pelatihan bagi kabupaten/kota yang masih berstatus kurang inovatif.

Menurut dia, upaya tersebut telah membuahkan hasil dengan peningkatan skor kematangan indeks inovasi daerah Sulawesi Tengah dari predikat "kurang inovatif" pada 2023, dan menjadi predikat “inovatif” pada 2024.

Ia melanjutkan bahwa target peningkatan lebih lanjut untuk peningkatan skor IID tahun 2025 adalah mencapai predikat sangat inovatif.

Selain itu, kata dia, berdasarkan Pasal 34 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah, pembinaan dan pengawasan inovasi daerah di tingkat kabupaten/kota secara umum dan teknis menjadi tanggung jawab Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat.

"Atas dasar itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Brida menyelenggarakan pembinaan inovasi daerah, khususnya bagi admin dan operator inovasi daerah Pemerintah Kota Palu," ujarnya.

Ia mengatakan, melalui bimbingan teknis (bimtek) pengelolaan inovasi daerah bagi admin dan operator inovasi daerah, diharapkan indeks kematangan inovasi daerah Kota Palu dapat semakin meningkat, dari status 'inovatif' menjadi “sangat inovatif'.

Selain itu, kata dia, bimtek juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya replikasi inovasi antar pemerintah daerah atau perangkat daerah.

"Replikasi inovasi bukan sekadar meniru atau menduplikasi, tetapi lebih dari itu. Melalui replikasi, kita dapat mengadaptasi solusi yang telah terbukti berhasil, sehingga penerapan inovasi di daerah dapat lebih cepat tanpa harus melalui tahapan perencanaan, inisiatif, dan uji coba yang memakan waktu lama,” ujarnya.

Ia berharap para admin dan operator inovasi yang mengikuti bimtek ini dapat menjadi agen perubahan dan motor penggerak inovasi di perangkat daerah masing-masing.

Pada tahun 2024, Kota Palu berhasil mencatatkan 16 inovasi sehingga meraih predikat inovatif dalam ajang Innovative Government Award (IGA) yang diselenggarakan oleh BKSD Kemendagri.