Palu (ANTARA) - Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (Ditjen KI) Kementerian Hukum menyerahkan tiga sertifikat hak cipta kepada civitas akademika Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah.
"Sertifikat hak cipta ini adalah bentuk pengakuan negara terhadap kreativitas akademisi Untad," kata Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkum RI Razilu dalam keterangannya di Palu, Senin.
Ia menyampaikan apresiasinya kepada Untad yang secara konsisten mendorong civitas akademika untuk mengurus perlindungan kekayaan intelektual.
Ia menuturkan dengan adanya perlindungan hukum, karya tidak hanya terlindungi dari plagiarisme, tetapi juga dapat dikembangkan menjadi produk bernilai ekonomi.
Berdasarkan data Ditjen KI, dalam satu dekade terakhir (2015–2024) Untad telah mencatatkan 1.166 permohonan KI, yang terdiri atas dua merek, dua desain industri, 101 paten, dan 1.061 hak cipta.
Menurut Razilu, angka ini patut diapresiasi karena menunjukkan kontribusi besar Untad dalam peta inovasi nasional. Hal ini, kata dia, menunjukkan peran aktif Untad dalam mendukung perkembangan ekosistem KI di Indonesia.
"Saya juga mengimbau agar setiap skripsi mahasiswa dapat dikawal perlindungan KI-nya. Dengan begitu, karya-karya yang lahir dari Untad tidak hanya menjadi dokumen akademik, tetapi juga aset intelektual yang bernilai tinggi," ujarnya.
Rektor Untad Prof. Amar menyampaikan bahwa kampus telah membentuk divisi khusus pengelolaan KI, serta berencana membuka “Gerai Untad” sebagai pusat promosi karya akademik.
"Hal ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara dunia akademik, dunia usaha, dan pemerintah," ujarnya.
Menurut dia, penyerahan sertifikat hak cipta ini menjadi simbol kuat bahwa inovasi dari perguruan tinggi di Sulawesi Tengah siap berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
