Cara warga Onepute Jaya olah sampah bersama PT Vale

id kelola sampah,Vale

Cara warga Onepute Jaya olah sampah bersama PT Vale

Pengembangan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di Desa Onepute Jaya, Kecamatan Bungku Timur. ANTARA/Kristina Natalia (Foto ANTARA/Humas PT Vale)

Palu (ANTARA) - Upaya pembinaan lingkungan berkelanjutan terus dilakukan PT Vale Indonesia Tbk melalui pengembangan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di Desa Onepute Jaya, Kecamatan Bungku Timur.

Program ini menjadi salah satu bentuk keterlibatan perusahaan dalam mendukung masyarakat mengelola sampah secara lebih terarah dan ramah lingkungan.
"Aktivitas pengumpulan sampah kini berjalan lebih tertata," kata Ketua TPS3R Onepute Jaya, Tri Puji Nurjanah.

Dia mengungkapkan bahwa sampah rumah tangga diambil setiap hari menggunakan tiga unit motor roda tiga yang berkeliling permukiman. Warga juga telah terbiasa memilah sampah sebelum diserahkan kepada petugas.

“Sampah yang sampai di TPS sudah dipisahkan dari rumah. Kami kelompokkan lagi menjadi organik, anorganik, dan residu,” ucap Tri Puji.
Untuk kategori organik, proses pengolahan dilakukan setiap hari. Sampah yang masuk terlebih dahulu dibersihkan dari unsur plastik sebelum dicacah dengan mesin pencacah. Hasil cacahan kemudian dicampur dengan mikroorganisme lokal (MOL), kotoran hewan, sekam, dan serbuk kayu untuk mempercepat pembentukan kompos.
Proses pembalikan dilakukan secara berkala hingga kompos matang dalam kurun empat sampai lima minggu.

“Setelah matang, kompos kami cacah lagi supaya teksturnya lebih halus. Kemudian kami ayak agar tidak ada plastik yang ikut, sehingga kualitasnya lebih baik,” ujar Tri Puji.

Selain mengolah kompos secara konvensional, TPS3R Onepute Jaya juga mengembangkan budidaya maggot jenis Black Soldier Fly. Metode ini menjadi alternatif pengolahan organik yang lebih cepat karena larva mampu mempercepat proses fermentasi.
“Satu gram telur maggot butuh sekitar 10 kilogram pakan. Maggotnya bisa kami manfaatkan juga sebagai pakan ternak, baik unggas maupun ikan,” tambahnya.

Sementara itu, sampah anorganik seperti botol, kardus, dan gelas plastik juga diproses terpisah. Sebagian dimanfaatkan ibu-ibu Dasawisma menjadi ecobrick setelah mendapat pelatihan dari program pemberdayaan PT Vale.
Sampah anorganik lainnya dijual kepada pengepul yang tersebar di Fatufia, Labota, Bahomotefe, hingga Kolono untuk menambah pemasukan warga.

"Inisiatif ini tidak hanya membantu menjaga kebersihan lingkungan desa, tetapi juga memperlihatkan bagaimana kerja sama antara perusahaan dan masyarakat dapat mendorong ekonomi sirkular di tingkat lokal," terangnya.

Pendekatan yang melibatkan warga secara langsung tersebut menjadi contoh pengelolaan sampah berbasis komunitas yang berkelanjutan di Morowali.

Pewarta :
Editor : Andilala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.