PSI mengakui kekalahan di Pemilu 2019

id PSI,dua persen, pemilu 2019

PSI mengakui kekalahan di Pemilu 2019

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/nz/16.

Menurut 'quick count', PSI hanya mendapat suara dua persen. Dengan perolehan itu PSI tidak akan berada di Senayan lima tahun ke depan
Jakarta (ANTARA) - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengakui kekalahan di Pemilu 2019, dimana berdasarkan hasil hitung cepat atau "quick count", PSI hanya mendapatkan dua persen suara.

"Menurut 'quick count', PSI hanya mendapat suara dua persen. Dengan perolehan itu PSI tidak akan berada di Senayan lima tahun ke depan," kata Ketua Umum PSI, Grace Natalie, dalam siaran persnya, di Jakarta, Rabu malam.

Menurut dia, sambil menunggu "real count" sebagai standard konstitusional, namun pihaknya sudah bisa mengambil kesimpulan mengenai hasil pemilu kali ini, dimana PSI hanya mendapat dua persen.

Grace mengaku seluruh kader dan simpatisan partai sudah berjuang dengan keras dan dirinya pun tak akan menyalahkan siapa-siapa. Bahkan, kader, pengurus PSI, caleg telah bekerja keras siang dan malam meyakinkan rakyat.

"Tapi inilah keputusan rakyat melalui mekanisme demokrasi yang harus kami terima dan hormati. Tidak ada penyesalan. Sama sekali tidak ada penyesalan atas setiap tetes keringat dan airmata yang jatuh selama membangun partai ini. Kami, anak-anak muda PSI telah terlibat dalam sebuah perjuangan yang bagi kami sangat luar biasa," kata Grace.

Ia pun mengucapkan terima kasih karena di tengah apatisme politik, PSI berhasil membuktikan bahwa orang mau berkontribusi, yakni menyumbang uang, membantu mencetak alat peraga kampanye, menyumbang tenaga, pikiran, bahkan meninggalkan pekerjaan mereka demi berjuang bersama PSI.

"Kepada mereka semua, kami mengucapkan terima kasih. Saya meminta kawan-kawan pengurus dan caleg tidak putus asa dan tetap menjaga suara kita. Meskipun kandas melewati 'parliamentary threshold' di level nasional, tapi saya yakin bahwa akan banyak kawan-kawan yang berpeluang mendapatkan kursi di DPRD provinsi dan kabupaten kota. Ini adalah modal politik yang harus kita rawat," papar Grace.

Grace menambahkan, perolehan PSI sebesar dua persen atau sekitar 3 juta suara adalah suara rakyat yang harus diperhitungkan.

"Meskipun PSI tidak masuk parlemen suara kalian akan tetap kami perjuangkan. Kami akan bekerjasama dengan 'civil society' dan teman-teman media untuk memperjuangkan aspirasi kalian," katanya.

Ia meyakinkan bahwa tidak ada suara terbuang dan tak ada suara yang sia-sia. Setiap suara dukungan anda kepada PSI akan dicatat dan diperhitungkan sebagai statemen tentang keberanian: suara rakyat yang menginginkan perbaikan parlemen dan partai politik.

Grace juga meyakini pasangan calon presiden Jokowi-Ma'ruf telah memenangkan pemilihan presiden dengan selisih sekitar sepuluh persen dari Prabowo-Sandi.

"Kami sebagai partai pendukung Pak Jokowi merasa gembira atas hasil ini. Kami siap menjadi partner Pak Jokowi menjalankan program-program kerakyatan yang akan meningkatkan kesejahteraan rakyat," ucapnya.

Baca juga: PDI Perjuangan unggul, partai baru jeblok