AS akan berikan asistensi ketelusuran produk perikanan Indonesia

id ketertelusuran produk perikanan, Seafood Import Monitoring Program,kementerian kelautan dan perikanan

AS akan berikan asistensi ketelusuran produk perikanan Indonesia

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (kanan) bersama Dubes AS, Joseph R Donovan, di Kantor KKP, Jakarta, Kamis (7/11/2019). ANTARA/HO KKP

Dalam implementasi SIMP ini, kami (AS) juga telah memberikan asistensi kepada pemerintah dan perusahaan-perusahaan perikanan Indonesia agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan yang diterapkan
Jakarta (ANTARA) - Amerika Serikat (AS) telah memberikan asistensi terkait ketertelusuran produk perikanan dari Indonesia agar dapat memenuhi persyaratan untuk dapat masuk ke pasar Negeri Paman Sam tersebut.

Duta Besar AS Joseph R Donovan dalam siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Jumat, menyatakan bahwa AS telah menerapkan Seafood Import Monitoring Program (SIMP) untuk menjamin ketelusuran produk perikanan yang masuk ke AS.

"Dalam implementasi SIMP ini, kami (AS) juga telah memberikan asistensi kepada pemerintah dan perusahaan-perusahaan perikanan Indonesia agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan yang diterapkan," kata Dubes AS.

Sebagaimana diketahui Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Joseph R Donovan telah berkunjung di Kantor KKP, Jakarta, Kamis (7/11), untuk menemui Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

Dalam pertemuan tersebut keduanya membahas kerja sama sektor kelautan dan perikanan yang telah terjalin antara Indonesia dan AS serta potensi kerja sama yang dapat dikembangkan di masa mendatang.

Mengawali pertemuan keduanya, Dubes Joseph menyampaikan selamat atas dilantiknya Menteri Edhy sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan RI. Dubes Joseph menuturkan selama ini kerja sama sektor kelautan dan perikanan kedua negara telah terjalin baik.

Menteri Edhy juga menyampaikan apresiasi yang besar atas bantuan-bantuan yang telah diberikan AS khususnya di sektor kelautan dan perikanan. "Semoga persahabatan dan kerja sama yang baik Indonesia dan AS dapat terus kita tingkatkan," ujarnya.

Sementara di bidang investasi, Dubes Joseph bercerita bahwa salah satu perusahaan AS, Forever Oceans Corporations (FOC) telah mempunyai kerja sama dengan Pemda Sulawesi Utara untuk mengembangkan budi daya lepas pantai. Adapun komoditas yang dibudidayakan yaitu ikan amberjack untuk diekspor ke AS.

Sebelumnya, Ketua Harian Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) Moh Abdi Suhufan menyatakan RI berpeluang meningkatkan ekspor hasil perikanan di pasar Amerika Serikat seiring dengan meningkatnya eskalasi perang dagang AS dan China.

Abdi Suhufan mengatakan bahwa perkembangan dan situasi perdagangan internasional terutama antara China dan AS membuka peluang perdagangan Indonesia.

"Market share (pangsa pasar) ekspor perikanan Indonesia ke AS baru mencapai 8,2 persen dan ini berpeluang untuk ditingkatkan," kata Abdi.

Beberapa jenis komoditas yang berpotensial ditingkatkan ekspornya ke AS adalah jenis Ikan tillapia dan tuna. Menurut Abdi, kedua jenis komoditas tersebut memiliki potensi pasar di AS dan selama ini didominasi oleh komoditas dari China.

Ketua Harian Iskindo juga mengungkapkan bahwa kedua jenis komoditas tersebut pangsa pasarnya masing-masing hanya 8,44 persen dan 3,14 persen

Untuk mengisi pasar AS yang kemungkinan ditinggalkan oleh China, maka otoritas terkait di RI perlu lebih bersinergi untuk meningkatkan kapasitas produksi, penetrasi pasar dan menurunkan biaya logistik.

"Pemerintah dan pelaku usaha perikanan mesti duduk bersama untuk membuat pemetaan dan strategi baru guna menerobos pasar Amerika," kata Abdi.