Danau Tambing, lokasi birding & camping menarik di Taman Nasional Lore Lindu

id TNLL,Lore Lindu,Danau tambing

Danau Tambing, lokasi birding & camping menarik di Taman Nasional Lore Lindu

Obyek wisata Telaga Tambing (Anas Masa)

area Danau Tambing memiliki tumbuhan kantung semar (the carnivorous plant) yang merupakan salah satu spesies tumbuhan langka dan dilindungi di Indonesia. 
Palu (ANTARA) - Suasana yang tenang dan sejuk serta pemandangan alam yang masih terjaga, menjadikan Danau Tambing yang terletak di Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, menjadi salah satu lokasi favorit masyarakat Sulawesi Tengah untuk menghabiskan liburan akhir pekan ataupun mencoba suasana alam usai aktivitas di tengah hiruk pikuk perkotaan.

Potensi pariwisata yang besar membuat Danau Tambing layak untuk anda masukan dalam daftar lokasi yang perlu dikunjungi saat berada di Sulawesi Tengah. 

Apa saja daya tarik Danau ini? Berikut penjelasannya!
 
Danau Tambing masuk dalam bagian Taman Nasional Lore Lindu yang dilindungi bahkan telah ditetapkan UNESCO sebagai cagar biosfir dunia.

Danau Tambing merupakan bagian dari wilayah kerja Bidang Pengelolaan Taman Nasional Lore Lindu (Wilayah II Makmur) dengan luas wilayah sekitar 6 hektare dengan titik koordinat 1° 11′ 24″ S, 120° 10′ 48″ E. 

Untuk mencapai danau ini, kalian akan menempuh waktu perjalanan berkisar 2-3 jam dengan jarak 90 kilometer dari Kota Palu. Perjalanan dapat dilakukan dengan kendaraan roda dua maupun roda empat karena prasarana jalan yang cukup memadai.

Area danau yang sejuk bisa membuatmu betah berlama lama di sini. Bahkan suhu di sekitar danau bisa mencapai 10 derajat Celsius

Berada di ketinggian 1.700 meter dari permukaan laut, membuat area Danau Tambing memiliki temperatur suhu yang sejuk bahkan cenderung dingin khususnya di sore dan malam hari. Tak heran banyak pengunjung khususnya dari Kota Palu yang datang dengan pakaian yang cukup tebal untuk merasakan langsung pengalaman berada di Danau Tambing dengan suhu rata-rata berkisar 15 sampai 10 derajat celcius tersebut.
Sejumlah wisatawan mancanegara mengamati burung di TNLL (ANTARA/HO-istimewa)

Bird watching

Kawasan Danau Tambing juga menjadi area favorit untuk wisatawan pecinta burung (bird watching) dan perkemahan. 

Di sekitar Danau terdapat sekitar 263 jenis burung dimana 30 persennya merupakan kategori endemik (tidak bisa ditemukan di daerah lain). Beberapa burung yang dapat ditemukan di antaranya bondol rawa (lanchura malocca), alo (rhyticeros cessidix) atau pecuk ular (anhinga rufa), elang ular sulawesi (spilornis rufipectus), elang sulawesi (spizaetus lanceolatus temminck). 

Potensi tersebut membuat Danau Tambing menjadi lokasi popular untuk spot bird watching oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain itu, di sekitar danau juga telah disediakan camping ground yang dapat dijadikan sebagai lokasi outbound dengan menonjolkan panorama danau. Lokasi juga telah difasilitasi mushola dan toilet umum.

Terdapat sekitar 45 jenis anggrek dan bunga carnivora di area Taman Nasional Lore Lindu termasuk Danau Tambing.

Saat berkunjung ke danau ini, anda juga akan menemukan pekarangan dari berbagai jenis anggrek yang tumbuh di kawasan Taman Nasional Lore Lindu. 

Jenis Anggrek tersebut banyak tumbuh di batang, cabang, ranting pohon serta di atas tanah di antaranya seperti jenis abdominea minimiflora, habenaria, goodyera celebica blume dan phaius montanum. Bahkan area Danau Tambing memiliki tumbuhan kantung semar (the carnivorous plant) yang merupakan salah satu spesies tumbuhan langka dan dilindungi di Indonesia. 

Dari 11 spesies yang ada di seluruh Taman Nasional Lore Lindu, terdapat 5 spesies yang dapat ditemui di Danau Tambing. Kantung Semar memiliki kantung bawah yang terletak di tanah dan dua sayap sebagai perangkap untuk menangkap serangga yang nantinya akan di cerna oleh tanaman.
 
Pengunjung menikmati panorama Telaga Tambing dengan kabutnya di pagi hari di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (10/1/2016). Kawasan yang berada di atas 1.700 mdpl dan dikelola Balai Taman Nasional Lore Lindu (BTNLL) itu dikembangkan sebagai kawasan eko wisata berkonsep lestari dengan azas pemanfaatan kawasan hutan . (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)


How to get there

Untuk mengunjungi Danau Tambing, anda harus membayar karcis sebesar Rp5.000/orang untuk WNI dan Rp150.000/orang untuk WNA serta Rp3.000/orang untuk pelajar minimal 10 orang. 

Biaya parkir per hari dikenakan Rp5.000 untuk sepeda motor, Rp10.000 untuk mobil, Rp60.000 untuk kendaraan roda 6 atau lebih, Rp2.000 untuk sepeda dan Rp1.500 untuk kuda. 

Bagi yang ingin berkemah di sekitar Danau dikenakan tarif Rp5.000/orang/hari/kemah kemudian tracking dan mendaki gunung sebesar Rp5.000/orang/paket/kegiatan, pengamatan kehidupan liar sekitar danau Rp10.000/orang/paket/kegiatan, memancing sebesar Rp25.000/orang/hari serta outbound training sebesar Rp150.000/orang/paket/kegiatan.

Untuk kegiatan wisata rombongan pelajar/mahasiswa (minimal 10 orang): berkemah Rp.2 500/orang/hari/kemah, tracking dan mendaki gunung Rp2.500/orang/hari/kemah, pengamatan kehidupan liar sekitar danau Rp5.000/orang/paket/kegiatan, memancing Rp15.000/orang/hari dan outbound training Rp75.000/orang/paket/kegiatan. (Sumber:Dinas Pariwisata Provinsi Sulteng)
 
Anggrek langka jenis kantung semar (ANTARA/HO-istimewa)
 
Danau Tambing di Taman Nasional Lore Lindu