Palu (ANTARA) -
Terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) membuat Milna (23) dan keluarganya merasa beruntung. Dengan berbagai manfaat penjaminan kesehatan yang diberikan, Milna dan keluarga sudah tidak dipusingkan soal biaya pelayanan kesehatan yang dijalani oleh sang ibu.
Bekerja sebagai karyawan di Alfamidi Kota Palu, dirinya bercerita bahwa Program JKN yang diselenggarakan BPJS Kesehatan telah memberikan mafaat kepada sang ibu yang kini sedang menjalani pengobatan. Ditemui di sela-sela pekerjaannya, ia bercerita bahwa sang ibu tengah didiagnosis kanker payudara harus menjalani pengobatan hingga di luar kota.
Ia mengaku sangat terbantu dengan kehadiran Program JKN, karena seluruh biaya pengobatan ibunya, mulai dari perawatan di rumah sakit Palu hingga dirujuk ke rumah sakit Makassar dijamin seluruhnya oleh BPJS Kesehatan.
“Tahun 2020 yang lalu ibu saya mengatakan ada benjolan sebesar buah kemiri di bagian kanan payudaranya. Namun karena tidak menimbulkan rasa sakit, jadi ibu saya mengira hanya benjolan biasa dan hanya melakukan pengobatan secara tradisional. Ibu saya masih beraktifitas seperti biasanya, tanpa kelihatan sakit. Jadi saya menganggap hal itu biasa saja,” cerita Milna.
Menurut Milna, sudah beberapa kali disarankan agar dilakukan pemeriksaan di rumah sakit, karena sudah terdaftar menjadi peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) sejak tahun 2017, namun ibunya enggan karena takut dengan peralatan medis.
“Sekitar enam bulan kemudian, benjolan ibu saya sudah semakin besar dan menimbulkan rasa sakit. Akhirnya kami pun memaksanya ke Rumah Sakit Undata setelah diberikan rujukan dari Klinik. Hasil pemeriksaan dokter, ibu saya didiagnosis menderita tumor ganas yang mengarah ke kanker payudara. Kami sangat kaget mendengar penjelasan dokter,” tuturnya.
Dokter pun langsung membuatkan rujukan ke Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar untuk menjalani pengobatan lebih lanjut di sana. Milna dan keluarganya sangat cemas melihat kondisi ibunya dan juga memikirkan biaya pengobatannya nanti di Makassar.
“Akhirnya ibu saya menjalani berbagai pemeriksaan di Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo, dan hasil pemeriksaannya adalah kanker payudara stadium tiga. Saya langsung terduduk dan ibu saya hanya menangis. Namun saat itu dokter memberikan semangat kepada kami, agar menjalani cobaan tersebut dengan tabah dan harus terus semangat menjalani pengobatan,” ujar Milna.
Milna pun diberikan penjelasan oleh dokternya bahwa tindakan yang akan dilakukan adalah kemoterapi terlebih dahulu untuk menghambat penyebaran kankernya setelah itu baru dilakukan operasi pengangkatan.
“Saya juga sempat menanyakan untuk biaya pengobatan ibu saya, dan perawat menjelaskan bahwa tidak perlu cemas memikirkan biaya pengobatan, karena seluruhnya dijamin oleh BPJS Kesehatan. Kami sangat bersyukur, karena yang kami tanggung hanya biaya hidup selama berada di Makassar. Sangat meringankan sekali,” imbuhnya.
Milna dan keluarga tetap sabar mendampingi ibunya menjalani kemoterapi. Namun setelah menjalani kemoterapi yang ke tiga kondisi ibunya menurun hingga harus masuk di ruang Intensive Care Unit (ICU).
“Walaupun saya berharap ibu saya bisa sehat kembali, namun takdir berkata lain. Setelah empat bulan menjalani pengobatan di Makassar ibu saya menghembuskan nafas terakhir. Sedih, namun ikhlas karena melihat kesakitan dan perjuangannya selama ini. Menjadi peserta JKN adalah berkah buat kami. Bayangkan saja jika kami harus menjadi pasien umum, tentunya biaya yang harus kami sediakan ratusan juta, ditambah lagi setiap tindakan harus melalui pemeriksaan swab karena waktu itu masih pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Mengakhiri pembicaraan, Milna berharap agar Program JKN dapat terus berlanjut karena sudah banyak masyarakat yang terbantu dengan program ini. Melalui program ini, masyarakat dapat merasakan langsung bantuan dari pemerintah.
“Saya juga sering berbagi pengalaman ini kepada kerabat dan teman-teman saya, agar tidak ragu memanfaatkan kartu BPJS Kesehatannya. Selama kepesertaannya aktif dan sesuai prosedur, biaya pengobatan akan dijamin seluruhnya,” tutupnya. (tm/nh)