Sigi, 8/10 (Antara) - Warga di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah mengeluhkan tingginya harga kebutuhan pokok seperti gula pasir dan minyak goreng di tingkat pedagang pada wilayah itu yang mencapai Rp25.000/kg dari semula hanya Rp14.000/kg.

Apner, salah seorang warga Desa Tomado, Kecamatan Lindu, Senin mengatakan selain harganya yang mahal, persediaan di kios-kios terbatas dan kebutuhan masyarakat meningkat.

Dalam beberapa hari ke depan ini, stok dipastikan habis.

Sementara pasokan belum bisa didatangkan para pedagang karena akses jalan dari dan menuju Lindu masih putus total akibat gempa bumi 28 September 2018.

Lindu sendiri merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sigi yang juga terdampak gempa bumi itu dan di sana banyak rumah rusak dan satu korban jiwa.

Rata-rata warga di kecamatan itu masih bertahan di lokasi pengungsian karena takut kembali ke rumah, sebab gempa susulan masih saja mengusik warga di kecamatan itu.

Warga Lindu berharap akses jalan secepatnya terbuka kembali agar pasokan kebutuhan pokok masyarakat yang selama ini didatangkan dari Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng bisa dilakukan seperti biasanya.

Kecamatan Lindu terdiri atas lima desa yakni Puro`o, Langko, Tomado, Anca dan Olu. Desa Olu berada di seberang danau dengan transportasi utama adalah perahu atau kapal motor.

Sementara kapal motor hingga kini tidak beroperasi karena kehabisan bahan bakar minyak (BBM) solar.

Hingga saat ini, kata dia, warga di Desa Olu belum mendapatkan bantuan bahan makanan dan lainnya karena terkendala transportasi.

Dia juga menambahkan sampai saat ini distribusi bantuan korban gempa di Lindu masih dilakukan lewat jalur udara.

"Tadi pagi ada helikopter yang mendarat membawa berbagai logistik untuk korban gempa di wilayah itu," katanya.
 

Pewarta : Anas Masa
Editor : Anas Masa
Copyright © ANTARA 2024