Jakarta (ANTARA) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memindahkan limbah radioaktif berupa reflektor reaktor nuklir Triga Mark dari Pusat Reaktor Serba Guna di Bandung ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif di Kawasan Nuklir Serpong, Tangerang Selatan, menggunakan kontainer khusus seberat lima ton.
Reflektor yang tidak lagi digunakan setelah dioperasikan selama 31 tahun dari 1965 hingga 1996 tersebut harus disimpan di tempat penyimpanan limbah radioaktif di Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR).
Ketua Tim Pengangkutan Limbah Reflektor dari BATAN Dadang Supriatna dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa ada banyak hal yang disiapkan guna memenuhi prasyarat pengangkutan reflektor reaktor nuklir dari Bandung ke Serpong demi keselamatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan selama dalam perjalanan.
Mengingat paparan radiasi reflektor sangat tinggi, Dadang menjelaskan, maka diperlukan wadah atau kontainer dengan desain khusus agar radiasi yang keluar dari limbah radioaktif tersebut tidak membahayakan masyarakat dan lingkungan selama proses pengangkutan.
Untuk itu, sebelum reflektor dipindahkan ada survei dan pengukuran radioaktivitas reflektor guna mengetahui besarnya radioaktivitas reflektor dan hasilnya digunakan untuk membuat desain kontainer pengangkut reflektor.
Kepala Bidang Keselamatan Kerja dan Operasi PTLR BATAN Suhartono mengatakan, hasil survei itu dijadikan dasar dalam merancang kontainer mulai dari membuat desain hingga menentukan bahan yang sanggup menahan radiasi yang ditimbulkan dari reflektor.
"Bersama tim kita buat secara bersama desain kontainer yang terdiri dari kulit pembungkus dari besi kemudian di dalamnya diberi beton dengan ketebalan 17 sentimeter dan di bagian dalamnya juga dilapisi dengan lembaran besi seperti kulit luar dengan ketebalan setengah sentimeter," kata Suhartono.
Secara umum, menurut dia, kontainer pengangkut reflektor buatan PTLR mempunyai diameter bagian dalam 130 cm dan tinggi 180 cm. Bagian dasar dan penutup bagian atas kontainer dilapisi timbal (Pb) setebal tiga cm.
"Dari desain kontainer yang dibuat dan telah difabrikasi itu, laju paparan reflektor yang tadinya 14 mili sievert (mSv) menjadi 300 mikro sievert, ini turun jauh dari batas keselamatan yang disyaratkan yakni 2 mSv," kata Suhartono.
Desain kontainer tersebut dibuat dengan mengantisipasi kemungkinan terjadi kecelakaan dalam perjalanan, agar kalau terjadi kecelakaan limbah radioaktif yang diangkut tidak sampai tumpah berhamburan dan mengontaminasi lingkungan.
Reflektor yang tidak lagi digunakan setelah dioperasikan selama 31 tahun dari 1965 hingga 1996 tersebut harus disimpan di tempat penyimpanan limbah radioaktif di Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR).
Ketua Tim Pengangkutan Limbah Reflektor dari BATAN Dadang Supriatna dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa ada banyak hal yang disiapkan guna memenuhi prasyarat pengangkutan reflektor reaktor nuklir dari Bandung ke Serpong demi keselamatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan selama dalam perjalanan.
Mengingat paparan radiasi reflektor sangat tinggi, Dadang menjelaskan, maka diperlukan wadah atau kontainer dengan desain khusus agar radiasi yang keluar dari limbah radioaktif tersebut tidak membahayakan masyarakat dan lingkungan selama proses pengangkutan.
Untuk itu, sebelum reflektor dipindahkan ada survei dan pengukuran radioaktivitas reflektor guna mengetahui besarnya radioaktivitas reflektor dan hasilnya digunakan untuk membuat desain kontainer pengangkut reflektor.
Kepala Bidang Keselamatan Kerja dan Operasi PTLR BATAN Suhartono mengatakan, hasil survei itu dijadikan dasar dalam merancang kontainer mulai dari membuat desain hingga menentukan bahan yang sanggup menahan radiasi yang ditimbulkan dari reflektor.
"Bersama tim kita buat secara bersama desain kontainer yang terdiri dari kulit pembungkus dari besi kemudian di dalamnya diberi beton dengan ketebalan 17 sentimeter dan di bagian dalamnya juga dilapisi dengan lembaran besi seperti kulit luar dengan ketebalan setengah sentimeter," kata Suhartono.
Secara umum, menurut dia, kontainer pengangkut reflektor buatan PTLR mempunyai diameter bagian dalam 130 cm dan tinggi 180 cm. Bagian dasar dan penutup bagian atas kontainer dilapisi timbal (Pb) setebal tiga cm.
"Dari desain kontainer yang dibuat dan telah difabrikasi itu, laju paparan reflektor yang tadinya 14 mili sievert (mSv) menjadi 300 mikro sievert, ini turun jauh dari batas keselamatan yang disyaratkan yakni 2 mSv," kata Suhartono.
Desain kontainer tersebut dibuat dengan mengantisipasi kemungkinan terjadi kecelakaan dalam perjalanan, agar kalau terjadi kecelakaan limbah radioaktif yang diangkut tidak sampai tumpah berhamburan dan mengontaminasi lingkungan.