Palu (ANTARA) - Gerakan makan ikan yang gencar dipromosikan dan disosialisasikan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Sulawesi Tengah diupayakan dapat mengatasi permasalahan tumbuh kembang anak atau stunting di Sulteng.
Mengingat angka stunting yang dialami anak-anak di berbagai daerah di Sulteng masih cukup tinggi sehingga menjadikan Sulteng sebagai salah satu provinsi dengan angka stunting tertinggi di Indonesia.
"Gerakan makan ikan ini untuk mencegah dan mengatasi stunting,"kata Ketua Forikan Sulteng, Zalzulmida A. Djanggola usai mengikuti pelantikan pengurus Forikan Sulteng masa bakti 2020-2023 di gedung Pogombo, Kantor Gubernur Sulteng di Kota Palu, Rabu.
Karena itu, dalam kesempatan tersebut ia mengajak seluruh pengurus Forikan Sulteng dan Forikan kabupaten maupun kota agar berperan aktif dan menseriusi persoalan tersebut melalui program-program kerja yang mengarah pada peningkatan konsumsi ikan, utamanya di kalangan anak-anak.
"Saya berpendapat upaya mengatasi persoalan stunting dengan meningkatkan konsumsi ikan sebab mengonsumsi ikan dengan kualitas baik akan meningkatkan tumbuh kembang anak," katanya.
Sejalan dengan itu, ia mengimbau pengurus Forikan se Sultemg agar segera merevitalisasi pengurus di wilayah kerjanya dan menyusun program kerja dengan stakeholder terkait sehingga dapat bekerja bersama-sama.
"Saya berharap pengurus Forikan kabupaten dan kota punya unit percontohan pengolahan ikan yang diolah secara tradisional maupun modern dalam bentuk makanan yang dapat merangsang anak-anak dan masyarakat agar gemar makan ikan,"tambahnya.
Sementara itu menurut Pengurus Forikan Pusat, Soenan Hadi Purnomo yang hadir dalam pelantikan Forikan Sulteng oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng, Moh. Hidayat Lamakarate menyebut jika ikan merupakan produk yang sangat ampuh mencegah dan mengatasi stunting.
"Ikan mudah dicerna oleh alat pencernaan dalam tubuh manusia. Kadar proteinnya tinggi dan kandungan Omega 3-nya yang berguna untuk kecerdasan anak-anak tiga kali lipat lebih banyak daripada Omega 3 dalam daging selain ikan,"jelasnya.
Baca juga: Kelor di tengah kemiskinan dan stunting, peluang dan tantangan pascabencana
Baca juga: Wabub Parimo: Stunting dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia
Baca juga: Gubernur Sulteng: Stunting pengaruhi tingkat kecerdasan anak
Mengingat angka stunting yang dialami anak-anak di berbagai daerah di Sulteng masih cukup tinggi sehingga menjadikan Sulteng sebagai salah satu provinsi dengan angka stunting tertinggi di Indonesia.
"Gerakan makan ikan ini untuk mencegah dan mengatasi stunting,"kata Ketua Forikan Sulteng, Zalzulmida A. Djanggola usai mengikuti pelantikan pengurus Forikan Sulteng masa bakti 2020-2023 di gedung Pogombo, Kantor Gubernur Sulteng di Kota Palu, Rabu.
Karena itu, dalam kesempatan tersebut ia mengajak seluruh pengurus Forikan Sulteng dan Forikan kabupaten maupun kota agar berperan aktif dan menseriusi persoalan tersebut melalui program-program kerja yang mengarah pada peningkatan konsumsi ikan, utamanya di kalangan anak-anak.
"Saya berpendapat upaya mengatasi persoalan stunting dengan meningkatkan konsumsi ikan sebab mengonsumsi ikan dengan kualitas baik akan meningkatkan tumbuh kembang anak," katanya.
Sejalan dengan itu, ia mengimbau pengurus Forikan se Sultemg agar segera merevitalisasi pengurus di wilayah kerjanya dan menyusun program kerja dengan stakeholder terkait sehingga dapat bekerja bersama-sama.
"Saya berharap pengurus Forikan kabupaten dan kota punya unit percontohan pengolahan ikan yang diolah secara tradisional maupun modern dalam bentuk makanan yang dapat merangsang anak-anak dan masyarakat agar gemar makan ikan,"tambahnya.
Sementara itu menurut Pengurus Forikan Pusat, Soenan Hadi Purnomo yang hadir dalam pelantikan Forikan Sulteng oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng, Moh. Hidayat Lamakarate menyebut jika ikan merupakan produk yang sangat ampuh mencegah dan mengatasi stunting.
"Ikan mudah dicerna oleh alat pencernaan dalam tubuh manusia. Kadar proteinnya tinggi dan kandungan Omega 3-nya yang berguna untuk kecerdasan anak-anak tiga kali lipat lebih banyak daripada Omega 3 dalam daging selain ikan,"jelasnya.
Baca juga: Kelor di tengah kemiskinan dan stunting, peluang dan tantangan pascabencana
Baca juga: Wabub Parimo: Stunting dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia
Baca juga: Gubernur Sulteng: Stunting pengaruhi tingkat kecerdasan anak