Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam kunjungan kerja ke Kabul menyatakan dukungan Indonesia bagi proses perdamaian di Afghanistan, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Minggu.
Dalam kunjungan selama 11 jam di Kabul setelah menghadiri penandatangan kesepakatan untuk perdamaian di Afghanistan pada Sabtu, 29 Februari 2020 di Doha, Qatar, Menlu Retno melakukan 10 rangkaian pertemuan di Kabul.Dalam rangkaian kegiatan di Kabul, Menlu Retno menyampaikan dua pesan utama. Pertama, pesan mengenai arti penting pemberdayaan perempuan dalam membangun sebuah negara. Kedua, pesan mengenai Indonesia mendukung sepenuhnya perdamaian di Afghanistan.
Terkait upaya pemberdayaan perempuan, Menlu Retno pada Minggu (1/3) meluncurkan "Indonesia-Afghan Women’s Solidarity Network" bersama dengan tokoh perempuan Indonesia. Hal itu adalah bentuk upaya nyata untuk memastikan partisipasi perempuan dalam masa depan Afghanistan.
Baca juga: Menlu Retno Marsudi terima Bintang Kehormatan Malalai dari Afghanistan
Baca juga: Menlu Retno: tidak ada perdamaian tanpa keterlibatan perempuan
Tahun lalu, pemerintah Indonesia telah menyelenggarakan pertemuan para perempuan Indonesia-Afghanistan di Jakarta.
Selanjutnya, Menlu Retno juga menyampaikan dukungan Indonesia untuk mewujudkan perdamaian di Afghanistan.
"Indonesia akan selalu bersama rakyat Afghanistan untuk mencapai perdamaian yang lestari," kata Menlu Retno saat bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
“Penandatangan perjanjian Amerika dan Taliban di Doha dan Deklarasi Bersama Pemerintah Afghanistan dan Amerika Serikat akan menjadi pembuka jalan bagi perdamaian yang lestari di Afghanistan. Diperlukan komitmen semua pihak untuk melanjutkan langkah awal ini, demi kepentingan rakyat Afghanistan," ujar Retno.
Presiden Ashraf Ghani menyampaikan apresiasi yang besar terhadap komitmen Indonesia, khususnya Presiden Joko Widodo, yang memberikan perhatian dan berperan besar dalam mendorong perdamaian di Afghanistan.
"Rakyat kami sudah lama memimpikan damai," ungkap Presiden Ghani.
Presiden Ghani selanjutnya menyebutkan langkah lanjutan yang sangat penting, yaitu "Intra Afghan Dialogue". Dia menegaskan bahwa dialog tersebut harus inklusif dan melibatkan semua pihak di Afghanistan.
"Rakyat Afghanistan lah yang berhak menentukan sendiri masa depannya," ucapnya.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno kembali menyampaikan fokus Indonesia untuk membangun dua elemen penting dalam proses perdamaian di Afghanistan, yaitu peran ulama dan pemberdayaan perempuan di Afghanistan dalam mendorong perdamaian di Afghanistan.
Pada 2018, Indonesia telah menjadi tuan rumah Pertemuan Trilateral Ulama Afghanistan-Indonesia-Pakistan.
"Tahun ini juga kita akan kembali menggelar Indonesia-Afghanistan Ulama Conference untuk memperkokoh peran Ulama dalam menjaga keberlanjungan proses perdamaian di Afghanistan," tutur Retno.