Buol gunakan mini ranch genjot kualitas populasi sapi
Buol, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah menggunakan metode mini ranch dalam budidaya peternakan sapii, untuk menggenjot kualitas populasi sapi di daerah tersebut.
"Mini ranch ini tidak hanya untuk menopang target populasi sapi, melainkan mini ranch ini menjadi semacam sekolah budidaya peternakan sapi," ucap Bupati Buol Amirudin Rauf, di Buol, Senin, saat meninjau mini ranch yang dimiliki Pemkab Buol di Desa Air Terang, Kecamatan Tiloan.
Mini ranch berfungsi untuk mengedukasi petani dan peternak tentang bagaimana beternak sapi yang baik, hingga bagaimana mengelola kotoran sapi menjadi pupuk kandang dan biogas.
"Mini ranch ini juga mengajarkan kepada petani, peternak tentang bagaimana membudidaya rumput pakan ternak sapi, agar sapi bisa tumbuh dengan kualitas yang baik," katanya.
Bupati menilai, petani dan peternak perlu mengetahui tentang pemanfaatan kotoran sapi menjadi pupuk dan budidaya rumput pakan ternak.
Baca juga: Pemkab Buol targetkan populasi sapi capai 50.000 tahun 2022
Baca juga: Bupati: Buol bersiap jadi penyangga pangan Sulteng dan Kaltim
Baca juga: Pemkab Buol tingkatkan kualitas tata kelola pemerintahan cegah korupsi
Terkait hal itu Pemkab Buol telah mengalokasikan APBD untuk target pencapaian populasi sapi, yang tidak hanya untuk pengadaan fasilitas dan sarana, melainkan juga peningkatan SDM dan keterampilan petani dalam memanfaatkan kotoran sapi dan budidaya rumput pakan sapi.
Dalam peninjauan itu, Bupati Amirudin Rauf juga mengagendakan rapat membahas dan mengevaluasi hambatan, capaian, dan solusi dalam target peningkatan populasi sapi lewat metode mini ranch.
"Rapat ini semacam urung rembuk, ruang menggali ide dan gagasan bersama. Progres mini ranch ini adalah tanggung jawab bersama yang mesti dipastikan dapat mengemban fungsi dan targetnya seperti niat awal dicetuskan," sebutnya.
Dalam rapat itu mengemuka beberapa saran seperti pemanfaatan lahan datar untuk penanaman pakan ternak, penguatan kelembagaan petani, pembentukan kelompok kerja baik di bidang peternakan, pengelolaan kotoran menjadi pupuk, dan budidaya pakan ternaknya, juga rencana bekerjasama dengan mitra seperti perusahaan daerah.
"Mini ranch ini tidak hanya untuk menopang target populasi sapi, melainkan mini ranch ini menjadi semacam sekolah budidaya peternakan sapi," ucap Bupati Buol Amirudin Rauf, di Buol, Senin, saat meninjau mini ranch yang dimiliki Pemkab Buol di Desa Air Terang, Kecamatan Tiloan.
Mini ranch berfungsi untuk mengedukasi petani dan peternak tentang bagaimana beternak sapi yang baik, hingga bagaimana mengelola kotoran sapi menjadi pupuk kandang dan biogas.
"Mini ranch ini juga mengajarkan kepada petani, peternak tentang bagaimana membudidaya rumput pakan ternak sapi, agar sapi bisa tumbuh dengan kualitas yang baik," katanya.
Bupati menilai, petani dan peternak perlu mengetahui tentang pemanfaatan kotoran sapi menjadi pupuk dan budidaya rumput pakan ternak.
Baca juga: Pemkab Buol targetkan populasi sapi capai 50.000 tahun 2022
Baca juga: Bupati: Buol bersiap jadi penyangga pangan Sulteng dan Kaltim
Baca juga: Pemkab Buol tingkatkan kualitas tata kelola pemerintahan cegah korupsi
Terkait hal itu Pemkab Buol telah mengalokasikan APBD untuk target pencapaian populasi sapi, yang tidak hanya untuk pengadaan fasilitas dan sarana, melainkan juga peningkatan SDM dan keterampilan petani dalam memanfaatkan kotoran sapi dan budidaya rumput pakan sapi.
Dalam peninjauan itu, Bupati Amirudin Rauf juga mengagendakan rapat membahas dan mengevaluasi hambatan, capaian, dan solusi dalam target peningkatan populasi sapi lewat metode mini ranch.
"Rapat ini semacam urung rembuk, ruang menggali ide dan gagasan bersama. Progres mini ranch ini adalah tanggung jawab bersama yang mesti dipastikan dapat mengemban fungsi dan targetnya seperti niat awal dicetuskan," sebutnya.
Dalam rapat itu mengemuka beberapa saran seperti pemanfaatan lahan datar untuk penanaman pakan ternak, penguatan kelembagaan petani, pembentukan kelompok kerja baik di bidang peternakan, pengelolaan kotoran menjadi pupuk, dan budidaya pakan ternaknya, juga rencana bekerjasama dengan mitra seperti perusahaan daerah.