Kuala Lumpur (ANTARA) - Praktisi komunikasi yang juga CEO Mediatrustpr, Luthfi Subagio mengatakan saat ini terjadi anomali media sehingga membuat persoalan menjadi rumit karena orang tidak paham membedakan kebenaran atas sebuah informasi.
"Kita sekarang di era anomali media. Anomali media membuat persoalan jadi sulit. Kenapa? Sekarang ini tidak paham mana media dengan sumber yang benar dan mana yang tidak," katanya dalam diskusi "Bermedsos Secara Smart dan Bijak" oleh Majelis Pustaka, Informasi dan Humas (MPIH) Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia, Sabtu malam.
Mantan Pimpinan Redaksi Radar Surabaya itu mengatakan saat ini media online dan media cetak mengambil sumber berita dari media sosial dan terkadang netizen juga dijadikan sumber berita.
"Ini degradasi media yang sangat besar. Kenapa? Karena posisi sumber tidak pada tempat yang seharusnya. Diganti oleh posisi 'chit chat' yang kira-kira tidak bermutu sehingga wajar kalau media itu turun grade-nya (kelas)," katanya.
Ketika media turun kelas, ujar mantan anggota KPID Jatim itu, maka yang terancam adalah kepercayaan terhadap media.
"Kalau kita lihat medsos ada Whatsapp, ada Facebook, ada Twitter, ada Linkedin dan lain-lain. Biasanya medsos saya namakan kaos kaki karena orang memakai semuanya. Kita enggak ngerti kembali ke khittah medsos itu seperti apa. Kenapa? Asal pakai," katanya.
Luthfi mengatakan orang mamandang medsos kalau dipandang dari samping bagus dan dipandang dari atas bagus namun dipandang dari depan jelek.
"Ini menimbulkan suatu persepsi yang beragam yang kemudian di situ medsos tidak bisa berdiri sendiri, kalau media berdiri sendiri sebagai satu kesatuan dari beragam orang, maka medsos ini kumpulan orang yang belum tentu benar," katanya.
Pada kesempatan tersebut Luthfi memaparkan data terbaru dari sebuah lembaga yang memaparkan bahwa saat ini populasi penduduk 274,9 juta jiwa, pengguna mobile 345 juta (125,6 persen), pengguna internet 202,6 (73,7 persen), pengguna medos paling besar 25 hingga 34 tahun, laki-laki 19,3 persen dan perempuan 14,8 persen.
Setelah pandemik berjalan, ujar dia, pengguna internet naik 15,5 persen (27 juta), penggunaan medsos naik 6,3 persen (10 juta) dan waktu rata-rata bermedsos tiga jam, 15 menit sedangkan waktu membaca print maupun online satu jam 38 menit.
"Rata-rata pengguna internet usia 16 hingga 64 tahun yakni delapan jam 52 menit. Lebih semarak membaca medsos daripada membaca buku," katanya.
Pada saat tersebut Luthfi meminta peserta membaca media tidak hanya dari satu sumber berita namun beberapa media untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya karena kepemilikan masing-masing media berbeda.
Diskusi tersebut didukung oleh LKBN Antara Biro Kuala Lumpur, Visi Peradaban dan Warung Soto Lamongan, salah satu unit usaha Majelis Ekonomi dan Kewirausaaan PCIM Malaysia.
Berita Terkait
BMKG sebut sisinfo hidrometeorologi Indonesia layak dicontoh WWF
Rabu, 24 April 2024 9:03 Wib
Aktivitas Penambangan Pasir Menurun Akibat Cuaca
Jumat, 27 Mei 2022 20:33 Wib
Penurunan Produksi Garam Akibat Anomali Cuaca
Jumat, 27 Mei 2022 20:24 Wib
BMKG IV Makassar: Gangguan atmosfer picu anomali cuaca
Sabtu, 14 Mei 2022 17:35 Wib
BMKG sampaikan anomali iklim ENSO masih di fase La Nina pada semester pertama
Selasa, 11 Januari 2022 6:33 Wib
Mentan SYL: buffer stock untuk hadapi anomali cuaca ekstrem
Kamis, 4 November 2021 15:41 Wib
BMKG sebut hujan di musim kemarau gangguan atmosfer
Sabtu, 10 Juli 2021 17:01 Wib
Merayakan Hari Film Nasional, saksikan 10 rekomendasi film Indonesia
Senin, 30 Maret 2020 9:25 Wib