Buol, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Daerah Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, menyalurkan bantuan senilai Rp21 miliar lebih demi membantu petani dan pengembangan sektor pertanian untuk peningkatan ekonomi masyarakat dan daerah.
"Sebagai daerah agraris maka mayoritas masyarakat bekerja pada sektor pertanian, maka pemerintah berupaya membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan sektor pertanian," kata Bupati Buol Amirudin Rauf, di Buol, Jumat.
Pemerintah Daerah Kabupaten Buol melalui Dinas Ketahanan Pangan berupaya mengintervensi langsung pengembangan pertanian milik para masyarakat petani, dengan memberikan dukungan dana senilai Rp21 miliar lebih.
Dana tersebut untuk pengadaan sarana dan fasilitas pengolahan hasil pertanian sebanyak 319 unit, dengan anggaran senilai Rp181 juta lebih, yang diberikan kepada Kelompok Tani Mandiri Desa Pajeko.
Kemudian, pembangunan sarana dan fasilitas penunjang PEN sebanyak lima unit dengan anggaran Rp1,4 miliar. Berikutnya, pembangunan jalan usaha tani di delapan desa dengan anggaran senilai Rp2,7 miliar, sebagai akses penunjang distribusi hasil pertanian.
Selanjutnya, bantuan benih jagung sebanyak 173.640 kilogram dengan anggaran senilai Rp8,1 miliar dan bantuan benih jagung manis sebanyak 700 kilogram senilai Rp196 juta.
Pemkab Buol melalui Dinas Ketahanan Pangan juga menyalurkan bantuan benih padi sebanyak 76.875 kilogram dengan anggaran mencapai Rp924 juta. Berikutnya, bantuan benih tanaman pekarangan untuk 11 kelompok sebesar senilai Rp650 juta.
Petani juga mendapat bantuan herbisida sebanyak 145 liter dengan anggaran senilai Rp13 juta lebih. Kemudian, memberikan bantuan kepada peternak dan petani berupa sapi sebanyak 260 ekor senilai Rp2,9 miliar.
Pemkab Buol juga menyalurkan bantuan kepada peternak masing-masing kepada peternak ayam petelur dengan nilai bantuan sebesar Rp125 juta, serta bantuan untuk peternakan itik senialai Rp50 juta.
"Kita ingin rakyat sejahtera, tetapi kesejahteraan harus bertumpu pada kedaulatan dan kemandirian. Kita harus berdiri di kaki sendiri (berdikari). Semangat ini yang melatar belakangi kenapa daerah ini dimekarkan 22 tahun lalu," kata Amirudin Rauf.