Mengenal Mojagai Katuvua melalui pelatihan desa tangguh bencana

id imunitas,tangguhbencana,sulawesitengah

Mengenal Mojagai Katuvua  melalui pelatihan desa tangguh bencana

Peserta ToT sedang menerima penjelasan terkait dengan materi Pengembangan Program Desa Tangguh Bencana di salah satu hotel Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (31/10). ANTARA/HO/ (IMUNITAS)

Kota Palu (ANTARA) - Perkumpulan Inovasi Komunitas (IMUNITAS) Sulawesi Tengah bekerja sama dengan Caritas Germany menggelar kegiatan Training of Trainer (ToT) Pengembangan Program Desa Tangguh Bencana di Kota Palu.

Pelatihan ini untuk mengenal waspada dan ancaman bencana dimasing-masing wilayah di Sulawesi Tengah berdasarkan Prinsip Mojagai Katuvua (menjaga alam).

“Pelatihan ini difasilitasi oleh pakar mitigasi Eko Teguh Paripurno dari Direktur Pusat Penelitian Penanggulangan Bencana Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta, nah salah satu tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kapasitas desa dalam ketangguhan bencana atau pengurangan risiko bencana (PRB),” kata Koordinator Program, Moh Safir di Kota Palu, Selasa.
 
Direktur Pusat Penelitian Penanggulangan Bencana Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta Eko Teguh Paripurno, menjelaskan konsep desa/kelurahan tangguh bencana sangat penting untuk diimplementasikan, agar desa atau kelurahan memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya, dan mampu mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan bencana alam maupun non alam.

Kemampuan ini diwujudkan dalam perencanaan pembangunan, yang menerapkan prinsip-prinsip pencegahan, kesiapsiagaan, pengurangan risiko bencana dan peningkatan kapasitas untuk pemulihan pasca bencana.

Selain pengetahuan tentang desa tangguh bencana (Destana) dan pengurangan risiko bencana, dalam pelatihan ini juga diharapkan peserta mampu membangun kerja sama multipihak, mulai dari tingkat desa sampai tingkat kabupaten dan kota, sehingga diharapkan dapat menyuarakan kepentingan masyarakat terkait isu bencana kepada para pengambil kebijakan.

“Namun pada akhirnya diharapkan kebijakan yang dibuat juga akan mempertimbangkan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam upaya penanggulangan dan pengurangan risiko bencana,” jelas Eko.

Ia juga mengungkapkan apa yang dilakukan selama pelatihan ini adalah upaya yang dikemas agar peserta bisa belajar lebih cepat, namun pada akhirnya ketika nanti peserta kembali ke wilayah masing-masing untuk mempraktekkan apa yang didapatkan merupakan pembelajaran yang sesungguhnya.

“Melalui pelatihan ini, masyarakat nantinya bisa mengelola risiko bencana yang ada, mulai dari merencanakan pembangunan yang baik, mencegah, memitigasi, sampai akhirnya mengelola, mengorganisasi hingga menginstruksi. Dan juga bisa melakukan penilaian ketangguhan desa (PKD). Semua inilah yang akan dilakukan bersama-sama nantinya.” lanjutnya.

Sementara Direktur Perkumpulan IMUNITAS Shadiq, mengatakan program pengembangan desa tangguh bencana, berdasarkan prinsip Mojagai Katuvua atau menjaga alam ini sedang berproses di desa Bolapapau, desa Boladangko, desa Tangkulowi yang berada di Kabupaten Sigi, desa Alindau, desa Batusuya Go’o di Kabapaten Donggala dan Kelurahan Pantoloan Kota Palu.

“Sesuai dengan nama kegiatan yaitu pelatihan untuk pelatih, harapan kami bahwa para peserta nantinya akan menjadi pionir-pionir yang terdepan di desa untuk terus mendorong dan membangun upaya-upaya kesiapsiagaan dilevel desa dan kelurahan.” katanya.