Epidemiolog: Imunitas alami penyintas berkontribusi tekan kasus

id pandemi COVID-19, imunitas alami

Epidemiolog: Imunitas alami penyintas berkontribusi tekan kasus

Tangkapan layar Epidemiolog dari Universitas Indonesia  Pandu Riono saat hadir secara virtual dalam acara Talkshow ANTARA yang diikuti dari YouTube ANTARA TV Indonesia di Jakarta, Kamis (21/10/2021). (ANTARA/Andi Firdaus)

Jakarta (ANTARA) - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono menyebut imunitas alami yang diperoleh para penyintas COVID-19 sebagai sebuah keajaiban sebab berkontribusi besar pada penurunan laju kasus di Tanah Air.

"Orang yang terinfeksi di Indonesia sudah cukup banyak dan sudah punya imunitas dan ditambah vaksin, itu efektif," kata Pandu Riono saat hadir secara virtual dalam acara Talkshow ANTARA yang diikuti dari YouTube ANTARA TV Indonesia di Jakarta, Kamis siang.

Pandu mengatakan seorang penyintas COVID-19 yang kemudian memperoleh vaksin dipastikan memiliki kadar imun tubuh yang sangat tinggi. "Kadang kita sebut sebagai super immunity karena kadar imunnya tinggi," katanya.

Hasil survei pihaknya di Jakarta pada Maret 2021, hampir separuh penduduk pernah terinfeksi SARS-Cov-2 yang didominasi kaum perempuan. "44 persen masyarakatnya sudah punya antibodi karena terinfeksi. Karena saat Maret vaksinasi penduduk masih sedikit," katanya.

Menurut Pandu kombinasi PPKM, vaksinasi dan imun alami para penyintas sangat membantu Indonesia sebagai negara dengan laju kasus COVID-19 yang paling rendah bila dibandingkan negara lain.

Pandu mengatakan strategi tersebut perlu terus dipertahankan jika Indonesia ingin menghadang ancaman gelombang ketiga COVID-19 yang diprediksi berlangsung pada awal tahun 2022.

Bahkan Pandu menyebut sejumlah negara tetangga seperti Australia dan Singapura justru mengadopsi strategi yang diterapkan di Indonesia.

"Tidak mungkin mereka bisa mencapai sampai zero kasus sebab ini penularan yang tidak sederhana akhirnya mereka menyerah dan ngikutin kita secara tidak langsung," katanya.

Pandu mengingatkan bahwa ancaman COVID-19 hingga saat ini masih berlangsung. Untuk itu seluruh pihak diminta fokus pada upaya antisipasi kasus di rumah sakit dan kasus meninggal dengan meningkatkan vaksinasi.

"Tingkatkan cakupan vaksinasi pada daerah aglomerasi dan juga kelompok lansia dan komorbiditas," ujarnya.