Ia menjelaskan, aplikasi yang dibuat BPBD sebagai upaya percepatan suatu daerah yang terdampak, sekaligus untuk memantau wilayah-wilayah yang berpotensi bencana banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami dan bencana lainnya.
Aplikasi ini dapat diunduh melalui google play, yang mana dalam sistem tersebut juga memuat sejumlah pilihan dan panduan pelaporan yang tertera di dalam dasbor untuk mempermudah masyarakat mengakses aplikasi.
"Sistem ini juga sebagai informasi awal dan tentunya sangat menentukan, karena BPBD di tuntut cepat bereaksi melakukan penanggulangan," kata Rifai.
Aplikasi Sibimo, tidak hanya memuat laporan-laporan tentang peristiwa kebencanaan, namun informasi prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga ikut dimasukkan untuk selanjutnya disampaikan ke publik.
"Dalam aplikasi ini juga memuat jumlah bencana yang terjadi di daerah, kerusakan infrastruktur, korban, jumlah bantuan, termasuk informasi soal ketersediaan logistik serta rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana, tidak terkecuali informasi tentang perkembangan COVID-19 beserta data-data akumulatif warga yang terkonfirmasi positif," katanya.
"Untuk memaksimalkan sistem ini, tentu harus didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang cukup. Pada sosialisasi aplikasi Sibimo kami menyasar 12 dari 23 kecamatan di Parigi Moutong. Kegiatan ini masih terus berproses," demikian Moh Rifai.