Oleh karena itu, pemerintah setempat melakukan tindakan evakuasi warga terdampak menggunakan perahu karet ke tempat yang aman.
Personel BPBD dibantu TNI/Polri dan relawan juga mengevakuasi barang-barang warga di tempatkan di tempat yang aman, khususnya barang-barang elektronik supaya tidak menimbulkan hubungan arus pendek.
"Pada proses evakuasi kami mengutamakan warga lanjut usia (lansia) dan orang sakit, ibu hamil dan bayi," ujar Presly.
Selain itu, kebutuhan makanan pengungsi telah ditangani Dinas Sosial dengan mendistribusikan makanan siap saji yang disiapkan melalui dapur umum.
"Kami juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Sulteng meminta bantuan tambahan dapur umum dari BPBD supaya pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak lebih maksimal," ucap Presly.
Dikemukakannya, kegiatan asesmen lapangan terus berlanjut yang dihimpun masing-masing pemerintah kelurahan dengan harapan tidak ada warga yang tidak terlayani dalam situasi darurat.
"Kami tidak ingin ada warga yang tidak tertangani kebutuhan dasarnya, dalam hal ini pemenuhan bahan makanan," tutur Presly.
Dilaporkan, hingga Selasa petang debit air di sungai Palu masih tinggi dan pemukiman warga masih terendam.
"Apalagi air laut pasang tidak menutup kemungkinan debit air semakin banyak di bagian hilir sungai," demikian Presly.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Lebih seribu rumah di bantaran Sungai Palu terendam banjir