Basarnas Palu tingkatkan kompetensi personel lewat latihan SAR

id SAR, Diklat SAR, kantor SAR, Basarnas , Andi Sultan, sulteng

Basarnas Palu  tingkatkan kompetensi personel lewat latihan SAR

Tim SAR mengevakuasi korban terjatuh ke dalam jurang pada simulasi pelatihan dan pendidikan SAR gabungan di Palu, Kamis (15/9/2022). ANTARA/HO-Kantor SAR Palu

Palu (ANTARA) -
Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Palu, Sulawesi Tengah, meningkatkan kompetensi personel dalam menjalankan tugas lapangan melalui pendidikan dan pelatihan SAR guna lebih sigap melakukan kegiatan operasi lapangan.
 
"Kegiatan ini bagian dari penyegaran meskipun personel sering melakukan operasi di lapangan supaya kerja tim lebih solid saat menjalankan tugas," kata Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Palu Andi Sultan di Palu, Kamis.
 
Ia menjelaskan, peningkatan kompetensi personel juga melibatkan potensi SAR dari Palang Merah Indonesia (PMI) Sulteng berlangsung pada tanggal 13-15 September 2022 dengan model kegiatan penyelamatan dari ketinggian.
 
Dalam kegiatan itu, Kantor SAR Palu memilih lokasi tebing menggunakan teknik repling atau meluncur dari ketinggian ke tempat rendah menggunakan tali saat melakukan tindakan evakuasi pada medan yang sulit.
 
"Penyelamatan korban pada kondisi yang sulit harus ditangani dengan metode yang benar. Oleh karena itu, pemberian pertolongan terhadap korban perlu kerja sama tim, maka lewat pelatihan ini lebih memperdalam teknik dipadukan dengan pengalaman operasi SAR," tutur Andi.
 
Menurutnya, kegiatan ini selain mengasah kemampuan personel, sekaligus bagian dari upaya meningkatkan respon unsur SAR saat terjadi kondisi membahayakan keselamatan jiwa dengan harapan penanganan lebih cepat dan tepat.
 
Materi pendidikan dan pelatihan menyangkut manajemen posko pertolongan pertama dan cedera pada korban penanganan secara teori serta praktik lapangan.
 
"Pelatihan diikuti 12 personel Kantor SAR Palu dan dua personel PMI. Simulasi materi ruangan kami memilih bukit di Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore karena konturnya sesuai dengan materi yang kami sajikan," ujar Andi.
 
Ia mengemukakan, pelatihan ini bagian dari rangkaian pelatihan satuan sebelumnya dengan tema operasi SAR gunung-hutan, sebab setiap penanganan peristiwa membahayakan keselamatan jiwa manusia memiliki pemberlakuan berbeda-beda.
 
Misalnya operasi SAR laut, berbeda penanganan dengan operasi SAR korban gempa terjebak reruntuhan bangunan, begitu pun penggunaan peralatan.
 
"Setiap aktivitas orang memiliki potensi membahayakan keselamatan jiwa. Oleh karena itu, kami sebagai instansi memiliki kewenangan dalam urusan SAR selalu bersiaga dan siap menjalankan kegiatan operasi untuk kemanusiaan," demikian Andi.