Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengatakan penyelenggaraan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Polda) bagian dari upaya membangun semangat kebersamaan antar pelajar dengan semangat sportifitas.
"Ajang ini bukan hanya untuk mencari juara lewat pertandingan, tetapi maknanya lebih luas dalam membangun kebersamaan lewat olahraga," kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulteng Irfan Arianto saat membuka kegiatan Popda tingkat Sulawesi Tengah Tahun 2023 di Parigi Moutong, Kamis.
Menurut dia, kegiatan ini dipandang penting dilaksanakan untuk menunjukkan kemampuan dan potensi dini pelajar dalam berolahraga, sekaligus ajang mencari bibit-bibit muda berbakat untuk menjadi atlet berprestasi daerah untuk disiapkan mengikuti kejuaraan nasional (kejurnas) lainnya pada masing-masing cabang olahraga.
Oleh karena itu, membangun semangat kebersamaan dan sportifitas di dalam maupun luar lapangan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan pada pengembangan prestasi olahraga.
"Lewat kegiatan ini semoga dapat memupuk persaudaraan dan kebersamaan antarpelajar di Sulteng," ujarnya.
Ia juga berharap, Popda dapat menjadi ajang pembelajaran bagi atlet pelajar untuk naik kelas ke tingkat lebih tinggi, baik di ajang Prapopnas, Popnas maupun Pekan Olahraga Nasional (PON).
Pesta olahraga dua tahunan ini, dilaksanakan selama tiga hari mulai 13-16 Juli diikuti 528 atlet pada 12 dari 13 kabupaten/kota di Sulteng yang mempertandingkan cabang olahraga Panahan, Taekwondo, Karate dan Atletik.
"Dari masing-masing cabang olahraga, atlet mempertandingkan 14 kelas atau nomor, Karate mempertandingkan 13 kelas, Panahan 6 kelas dan Taekwondo 22 kelas, dan saya berharap dari kegiatan ini muncul atlet-atlet berbakat," kata Irfan.
Ia menambahkan, kegiatan ini terlaksana berdasarkan surat keputusan (SK) Gubernur Sulteng Nomor: 400.4.1/60.2/Dispora tertanggal 24 Januari 2023 tentang penetapan tuan rumah Popda bertajuk semangat pekan olahraga daerah untuk olahraga yang lebih maju berkualitas.
"Semangat kompetitif harus ditanamkan setiap kontingen, bertanding dengan jujur jauh lebih elegan dari pada menang dengan cara tidak terpuji, dan semangat sportifitas jangan diciderai dengan tindakan yang dapat merusak nama baik olahraga," kata dia.
