Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membangun ruang belajar bersama kampus melalui kerja sama dengan Universitas Tarumanagara (Untar) untuk memasifkan edukasi tentang kependudukan hingga keluarga berencana (KB).
“Kita tahu ada konsep-konsep Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, dan BKKBN itu punya materi pembelajaran yang banyak, sehingga, apa yang ada di BKKBN ini bisa menjadi bagian dari materi pembelajaran di Untar dan kampus-kampus lainnya, mulai dari data keluarga, sampai masalah kependudukan, juga KB,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Kantor BKKBN, Jakarta, Selasa.
Melalui kerja sama yang berkelanjutan, ia berharap setiap universitas yang memiliki fakultas kedokteran dapat menghasilkan lulusan yang minimal dapat memasang kontrasepsi.
“Di Untar maupun kampus-kampus lain yang ada fakultas kedokteran, itu minimal mahasiswanya sudah pernah punya pengalaman memasang KB spiral, IUD, atau pasang susuk (implan),” ucapnya.
Ia menambahkan, saat ini masih banyak lulusan dokter umum yang sudah lulus tetapi belum lancar memasang KB implan atau IUD, padahal, KB adalah salah satu indikator untuk mencegah stunting.
“Harapan kami ada pre-service training (pra-pelatihan), nantinya setelah ada penandatanganan kesepahaman ini, contoh konkretnya kita bisa kerja sama, karena bagaimanapun juga, hal-hal seperti itu (pemasangan KB) sangat memengaruhi stunting, kalau jarak kelahiran itu bagus karena KB maka stuntingnya turun, tetapi kalau jaraknya dekat maka stuntingnya akan meningkat,” paparnya.
Menurutnya, kerja sama dengan universitas dapat meningkatkan manajemen ilmu maupun riset-riset berkelanjutan tentang pembangunan kependudukan dan keluarga berencana.
“Melalui corporate university ini kan BKKBN mestinya nanti ada semacam manajemen ilmu yang kemudian kalau ada teman-teman dari universitas yang bisa melengkapi khasanah keilmuan dalam organisasi pembelajar itu lebih baik,” ujar dia.
Sementara itu, Rektor Universitas Tarumanagara Agustinus Purna Irawan mengatakan, pelayanan dokter yang berkualitas memang mestinya dimulai dari edukasi di kampus, termasuk salah satunya meningkatkan pelatihan dokter melalui kerja sama dengan berbagai lembaga.
“Selama ini memang Untar juga kerja sama dengan banyak sekali rumah sakit jejaring untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat, tetapi hal-hal yang spesifik yang terkait dengan keluarga berencana ya di sini tempatnya kan, dan saya kira ini sesuatu yang luar biasa dari penandatanganan kesepahaman nanti bisa kita kondisikan, karena memang kita punya spesifikasi,” katanya.
Agustinus juga mengemukakan, keahlian yang didorong di kampusnya fokus pada pelayanan keluarga.
“Memang kalau di Untar itu keahlian yang didorong yakni pelayanan keluarga, baik itu di psikologi maupun di fakultas kedokteran. Memang kita arahkan kepada pelayanan keluarga, maka kerja samanya sekarang ini banyak sekali dengan lembaga-lembaga panti wreda untuk orang tua, lalu panti asuhan dan lain sebagainya,” ujar dia.
Ke depan, pihaknya akan menindaklanjuti penandatanganan kesepahaman dengan BKKBN melalui pembekalan dan pelatihan calon-calon dokter, dengan Kepala BKKBN sebagai pelatih utamanya.