Palu (ANTARA) - BPJS Kesehatan Cabang Palu terus mendorong peningkatan pemahaman tentang Universal Health Coverage (UHC) di Indonesia melalui kuliah tamu bertajuk Jaminan Kesehatan Nasional dan Komitmen UHC di Indonesia.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Program Studi Administrasi Kesehatan Universitas Widya Nusantara, bertempat di Aula 1 kampus tersebut. Kepala BPJS Kesehatan Cabang Palu, HS Rumondang Pakpahan, hadir sebagai pembicara utama dalam kegiatan ini.
“Universal Health Coverage itu bukan sekadar capaian angka statistik. Kita bicara tentang bagaimana menjamin akses layanan kesehatan berkualitas yang bisa dinikmati oleh semua orang tanpa terkendala masalah biaya. Ini adalah hak konstitusional yang harus dijamin oleh negara dan didukung oleh masyarakat. Maka dari itu, UHC menjadi komitmen besar yang terus kami upayakan secara konsisten melalui Program Jaminan Kesehatan Nasioanal atau JKN,” kata Rumondang membuka pemaparannya pada Senin, (25/11).
Dalam presentasinya, Rumondang mengungkapkan data terbaru, per 1 November 2024, menunjukkan bahwa cakupan kepesertaan JKN di Sulawesi Tengah telah mencapai 3.227.190 jiwa, melebihi total populasi dengan capaian 101%. Menurutnya, keberhasilan ini mencerminkan tingginya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjadi peserta JKN.
“Capaian ini tidak akan mungkin terwujud tanpa kerja sama dan kolaborasi semua pihak, terutama pemerintah daerah yang sangat proaktif. Mereka turut memastikan bahwa layanan kesehatan dapat diakses oleh seluruh masyarakat hingga ke pelosok, sehingga UHC bukan lagi sekadar wacana, melainkan realita yang sudah kita rasakan bersama,” tambahnya.
Rumondang juga menjelaskan prinsip gotong royong yang menjadi dasar utama Program JKN. Ia menekankan bahwa solidaritas sosial, di mana peserta sehat membantu peserta yang sedang sakit melalui iuran, adalah nilai luhur yang harus terus dijaga.
“Program ini dibangun di atas prinsip saling membantu. Jadi, peserta sehat sebenarnya punya peran besar dalam memastikan mereka yang sedang membutuhkan bisa mendapatkan layanan kesehatan yang memadai. Ini adalah bentuk solidaritas sosial yang memperkuat kebersamaan bangsa kita,” ujarnya.
Sesi tanya jawab menjadi salah satu momen menarik dalam acara tersebut. Para mahasiswa mengajukan berbagai pertanyaan terkait tantangan implementasi JKN di wilayah terpencil, termasuk bagaimana menghadirkan pelayanan yang setara di seluruh daerah. Menjawab pertanyaan ini, Rumondang memaparkan berbagai upaya inovasi yang telah dilakukan BPJS Kesehatan untuk meningkatkan aksesibilitas layanan.
“Saat ini, kami mengembangkan kanal digital seperti aplikasi Mobile JKN dan layanan Pandawa. Dengan teknologi ini, masyarakat tidak perlu datang langsung ke kantor untuk mengakses layanan. Selain itu, kami juga terus memperluas jaringan kerja sama dengan fasilitas kesehatan di seluruh tingkatan, sehingga pelayanan bisa merata hingga ke pelosok,” jelasnya.
Ia juga menambahkan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mendukung keberlanjutan Program JKN. Salah satunya dengan disiplin membayar iuran tepat waktu, menjaga data kepesertaan tetap valid, serta melaporkan perubahan data diri jika ada.
“Peran masyarakat sangat vital. Tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai penggerak program ini. Dengan membayar iuran secara rutin dan patuh, kita semua sebenarnya sedang berinvestasi untuk masa depan kesehatan yang lebih baik, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain,” tuturnya.
Salah satu mahasiswa, Diah, mengungkapkan bahwa acara ini memberikan banyak wawasan baru yang relevan dengan bidang studi mereka. Menurutnya, informasi yang diberikan sangat bermanfaat, terutama bagi mereka yang akan terjun sebagai praktisi kesehatan di masa depan.
“Penjelasan dari pemateri sangat mendetail dan membuka pandangan baru bagi kami. Kami jadi lebih memahami bagaimana Universal Health Coverage bekerja dan apa yang bisa kami lakukan sebagai bagian dari generasi muda untuk mendukung keberlanjutannya,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Acara ini ditutup dengan pesan inspiratif dari Rumondang yang mengajak semua peserta untuk bersama-sama mewujudkan visi besar UHC di Indonesia.
“Universal Health Coverage adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan semangat gotong royong dan kerja sama, saya yakin kita bisa menciptakan sistem kesehatan yang inklusif dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
Melalui kuliah tamu ini, diharapkan mahasiswa Universitas Widya Nusantara dapat memahami lebih dalam tentang peran UHC dan menjadi bagian aktif dalam mendukung keberlanjutan Program JKN di Indonesia. (tm/aq)