Palu (ANTARA) - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Sulawesi Tengah menyiapkan salah satu program Early Warning Broadcast System (EBS), yaitu sistem peringatan dini bencana berbasis siaran digital.
“Sistem ini mampu mengirimkan informasi kebencanaan hanya dalam tiga detik setelah kejadian, dan pesan darurat akan langsung muncul di televisi masyarakat,” kata Ketua KPID Sulteng Andi Kaymuddin di Palu, Senin.
Program itu dipaparkan Andi bersama enam anggota KPID Sulteng, saat bertemu Gubernur Sulteng Anwar Hafid. Lanjut dia, program itu diharapkan menjadikan Sulteng sebagai daerah pertama di Indonesia, yang menerapkan praktek nyata sistem peringatan dini kebencanaan melalui penyiaran digital.
Selain program EBS, KPID Sulteng menyiapkan beberapa program di antaranya pembentukan kelompok perempuan penyiaran bersama organisasi perempuan dan PKK, program KPID Goes to Campus and School, penyelenggaraan Sekolah P3SPS untuk memperkuat regulasi penyiaran, hingga penyediaan iklan layanan masyarakat yang akan melibatkan 42 radio dan 35 televisi di 13 kabupaten dan kota se Sulteng.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Anwar Hafid menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh atas langkah-langkah yang dilakukan KPID Sulteng. Ia menekankan pentingnya peran lembaga penyiaran dalam memberikan informasi yang terpercaya di tengah maraknya hoaks di media sosial.
Gubernur juga menekankan pentingnya sinergi dalam mewujudkan masyarakat yang tanggap bencana melalui informasi yang cepat dan akurat. Sulteng sebagai daerah rawan bencana kata dia, dimana masyarakat harus dibiasakan untuk selalu siap dan berani tanggap.
“Informasi yang cepat dan akurat adalah kuncinya,” ujarnya.
Pertemuan tersebut ditutup dengan komitmen bersama untuk memperkuat kolaborasi antara KPID dan Pemprov Sulteng, dalam bidang penyiaran, literasi media, penanggulangan hoaks, dan penerapan sistem informasi kebencanaan berbasis teknologi penyiaran digital.
