Faperta untad transfer teknologi budi daya buah naga ke petani

id Faperta,untad,zainuddin,buah,pertanian

Faperta untad transfer teknologi budi daya buah naga ke petani

Pakar teknologi benih Faperta Untad Dr Maemunah(kanan) sedang memberikan informasi terrkait budidaya tanaman buah naga pada petani di Kabupaten Sigi, (www.sulteng.antaranews.com/Fauzi Lamboka)

Kami juga ingin memberikan inovasi untuk usaha pembibitan pada petani
Palu, (Antaranews Sulteng) - Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Tadulako (Untad) Palu, mengajarkan transfer teknologi budi daya komoditas buah naga kepada petani di wilayah Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

Ketua tim sekaligus Dekan Faperta Untad, Prof Zainuddin Basri di Palu, Sulawesi Tengah, Senin mengatakan program transfer teknologi budi daya buah naga dan inovasi usaha pembibitan tersebut melalui program kemitraan masyarakat.

"Program ini dilaksanakan selama delapan bulan, sejak Maret 2018, pada dua kelompok tani yakni Jonooge Makmur dan Sidera Makmur di Kecamatan Sigi Biromaru,' kata Zainuddin.

Program yang didanai Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarkat, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristen Dikti itu, disalurkan melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Untad.

Petani mitra tersebut, kata Zainuddin, diharapkan mampu memahami dan terampil dalam membudidayakan buah naga, memproduksi bibit asal stek dan kultur jaringan.

"Kami juga membuatkan tempat pembibitan, dengan lebih dari 250 bibit asal kultur jaringan dan 200 bibit asal stek cabang," jelas Zainuddin.

Dibuatkannya tempat pembibitan tersebut, dengan harapaan petani dapat menjual kembali hasil tanaman yang mereka lakukan, usai mendapatkan transfer ilmu dan teknologi.

"Kami juga ingin memberikan inovasi untuk usaha pembibitan, melalui aklimitasisasi hasil kultur jaringan di pembibitan, dan membibitkan cabang-cabang hasil pemangkasan yang selama ini tidak dipergunakan oleh petani," katanya.

Baca juga: Alumni pertanian untad komitmen perkuat daya saing daerah

Zainuddin menjelaskan di Kota Palu, buah naga sudah bisa dijumpai pada hampir semua gerai penjual buah di pinggir jalan. Namun siapa sangka, kalau buah tersebut sebagian besar masih dipasok dari luar pulau, khususnya saat permintaan meningkat.
 
Prof Zainuddin Basri sedang memberikan informasi terrkait budidaya tanaman buah naga pada petani di laboratorium Faperta Untad. (www.sulteng.antaranews.com/Fauzi Lamboka)

Keterbatasan dalam teknik budidaya dan area pertanaman kata dia, merupakan kendala produksi di tingkat petani. Padahal, peningkatan pendapatan petani dapat dilakukan dengan memperbaiki teknik budi daya dan memberi inovasi usaha pembibitan, dengan memanfaatkan cabang-cabang yang tidak produktif dan hasil kultur jaringan.

Pakar kultur jaringan itu menyatakan dalam program tersebut, turut melibatkan pakar teknologi benih Faperta Untad Dr Maemunah, pranata laboratorium pendidikan (PLP) Laboratorium Bioteknologi, Hawalina, M.Sc dan laboratorium teknologi benih Yusran, serta mahasiswa program studi Agroteknologi yang tertarik dalam memproduksi planlet kultur jaringan dan bibit asal stek.

Program kemitraan tahun 2018 itu, berjudul "Produksi Bibit Buah Naga Daging Merah Melalui Stek dan Hasil Kultur Jaringan Untuk Petani Lahan Kering Desa Sidera dan Jonooge Kecamatan Sigi Biromaru".

Menurut Zainuddin, antusiasme petani mitra dan mahasiswa yang tertarik dalam bidang tersebut sangat tinggi.

Selain itu, kekompakan tim membuat pelaksanaan penyuluhan, pelatihan yang disusul dengan pendampingan langsung aklimatisasi, pembibitan maupun cara-cara budidaya tanaman di lapang berjalan lancer serta tanpa hambatan.

Ketua Kelompok Tani Jonooge Makmur, Wayan Suela mengatakan program pembinaan itu, sangat penting bagi mereka sebagai petani buah naga di Kabupaten Sigi.

"Selama ini, kami masih kurang mendapatkan transfer teknologi, namun atas bantuan dari pihak Faperta Untad, ini merupakan ilmu yang sangat penting untuk meningkatkan hasil produksi dari kebun-kebun kami," jelas Wayan.