Produsen elektronik Korea ini ingin kuasai 50 persen pasar mesin cuci di Tanah Air
Inginnya (penjualan) dua juta unit per tahun
Jakarta (ANTARA) - Produsen elektronik asal Korea, PT LG Electronics Indonesia memiliki impian menguasai 50 persen pasar mesin cuci di Tanah Air melalui mesin cuci bukaan depan (front loading).
"Inginnya (penjualan) dua juta unit per tahun," kata Product Marketing Manager Home Appliance PT LG Electronics Indonesia (LGEIN) Jun Yub Lee di Jakarta, Selasa.
Saat ini, menurut dia, total pasar mesin cuci di Indonesia mencapai 4 juta unit per tahun dan LG ingin menguasai 50 persen pasar tersebut.
Untuk itu, pihaknya secara ekspansif terus memperkenalkan mesin cuci, terutama bukaan depan, dengan teknologi baru dan fitur canggih seperti membenamkan teknologi Artificial Intelligence (AI) DD pada mesin cuci terbaru yang mampu mendeteksi 20.000 karakteristik cucian, mulai dari berat hingga jenis bahan.
Dengan teknologi AI DD itu, mesin cuci bisa memutuskan secara otomatis gerak cucian yang berbeda berdasarkan berat dan tingkat kelembutan pakaian.
Lee mengakui saat ini pasar mesin cuci dua tabung di Indonesia masih masih mendominasi. Ia memperkirakan 50 persen pasar dikuasai mesin cuci dua tabung, sisanya 30 persen mesin cuci bukaan atas (top loading) dan 20 persen bukaan depan.
"Namun permintaan mesin cuci top loading dan front loading tumbuh pesat," kata Lee.
Oleh karena itu, ia optimistis pasar mesin cuci di Indonesia dalam waktu yang tidak terlalu lama bakal bergeser ke front loading.
Lee juga mengatakan akan mengajukan permintaan ke kantor pusat LG di Korea Selatan agar khusus untuk pasar mesin cuci Indonesia dilengkapi alat penjernih air.
"Hampir 70 persen penggunaan air di Indonesia menggunaan air tanah untuk mencuci," katanya.
Sementara itu Head of Product Marketing Home Appliance LGEIN Rumbi Simanjuntak menambahkan hingga saat ini pihaknya mengandalkan pemasaran di pasar tradisional dan ritel modern, dibanding online. Meskipun belanja online kian marak.
"Inginnya (penjualan) dua juta unit per tahun," kata Product Marketing Manager Home Appliance PT LG Electronics Indonesia (LGEIN) Jun Yub Lee di Jakarta, Selasa.
Saat ini, menurut dia, total pasar mesin cuci di Indonesia mencapai 4 juta unit per tahun dan LG ingin menguasai 50 persen pasar tersebut.
Untuk itu, pihaknya secara ekspansif terus memperkenalkan mesin cuci, terutama bukaan depan, dengan teknologi baru dan fitur canggih seperti membenamkan teknologi Artificial Intelligence (AI) DD pada mesin cuci terbaru yang mampu mendeteksi 20.000 karakteristik cucian, mulai dari berat hingga jenis bahan.
Dengan teknologi AI DD itu, mesin cuci bisa memutuskan secara otomatis gerak cucian yang berbeda berdasarkan berat dan tingkat kelembutan pakaian.
Lee mengakui saat ini pasar mesin cuci dua tabung di Indonesia masih masih mendominasi. Ia memperkirakan 50 persen pasar dikuasai mesin cuci dua tabung, sisanya 30 persen mesin cuci bukaan atas (top loading) dan 20 persen bukaan depan.
"Namun permintaan mesin cuci top loading dan front loading tumbuh pesat," kata Lee.
Oleh karena itu, ia optimistis pasar mesin cuci di Indonesia dalam waktu yang tidak terlalu lama bakal bergeser ke front loading.
Lee juga mengatakan akan mengajukan permintaan ke kantor pusat LG di Korea Selatan agar khusus untuk pasar mesin cuci Indonesia dilengkapi alat penjernih air.
"Hampir 70 persen penggunaan air di Indonesia menggunaan air tanah untuk mencuci," katanya.
Sementara itu Head of Product Marketing Home Appliance LGEIN Rumbi Simanjuntak menambahkan hingga saat ini pihaknya mengandalkan pemasaran di pasar tradisional dan ritel modern, dibanding online. Meskipun belanja online kian marak.