Palu (ANTARA) - Harga cengkeh kering di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, turun drastis di tengah pandemi COVID-19 dari sebelumnya pada kisaran Rp100 ribu sampai Rp120 ribu per kilogram.

Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Poso, Rama Tandawuya mengatakan penurunan harga itu, sudah biasa terjadi ketika panen raya.

"Ini seperti hukum ekonomi, jika usai panen harga akan turun, kemungkinan harga akan naik lagi jika jika selesai panen raya," katanya di Poso, Rabu.

Dia mengatakan pada awal tahun ini harga cengkeh masih mencapai Rp125 ribu per kilogram, namun sekarang turun drastis hingga mencapai Rp58 ribu per kilogram.

Sementara itu, harga cengkeh di pengumpul atau di beberapa toko pembeli cengkeh masih berkisar Rp57 ribu sampai Rp58 ribu per kilogram.

Meskipun harga sangat turun dari sebelumnya, namun petani tidak menyimpan cengkeh untuk menunggu harga akan naik.

"Mau buat apalagi untuk mencukupi kebutuhan keluarga di saat masa pandemi COVID-19, kami harus jual saja meskipun harga turun," ujar petani cengkeh Desa Kuku, Ludin.

Penurun harga juga diakui sala seorang pembeli cengkeh terbesar di wilayah Tentena, Destinus Salu. Dirinya membenarkan harga cengkeh masih berkisar Rp58 ribu perkilogram. Menurut Destinus, penurunan harga itu sudah berlangsung selama seminggu dari harga sebelumnya Rp60 ribu per kilogram.

Selain harga turun, petani juga mengalami kesulitan dalam memanen dan menjemur karena daerah itu sedang dilanda musim hujan yang terus berlangsung. Akibatnya cengkeh yang seharusnya kering dalam waktu tiga hari saat matahari panas, kini lebih lama baru dapat dijual.

Pewarta : Fery Timparosa
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024