Cengkih masih diminati petani di Parigi Moutong

id Cengkeh, pertanian, perkebunan, parigi moutng

Cengkih masih diminati petani di Parigi Moutong

Seorang petani menjemur bunga cengkih (ANTARA/Jessica Helena Wuysang)

Produksi cengkih Parigi Moutong mencapai 1.664 ton per tahun menyusul harga komoditas itu cukup menjanjikan di kisaran Rp75.000 per kilogram
Parigi (ANTARA) - Komoditas cengkih masih diminati petani di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada sektor perkebunan yang didukung dengan ketersediaan lahan cukup luas.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Parigi Moutong Nelson Metubun di Parigi, Senin, mengatakan cengkih sangat menjanjikan bagi petani di daerah tersebut sehingga mereka tetap mempertahankan komoditas itu untuk dikembangkan.

"Produksi cengkih Parigi Moutong mencapai 1.664 ton per tahun menyusul harga komoditas itu cukup menjanjikan di kisaran Rp75.000 per kilogram," ungkap Nelson.

Dia memaparkan di kabupaten tersebut dua komoditas unggulan masih menjadi tumpuan petani hingga saat ini di antaranya kelapa dan kakao, sedangkan cengkih masih terlolong tanaman baru di kabupaten itu namun dinilai mampu meningkatkan pendapatan mereka.

Baca juga: Pengambilan daun picu kematian cengkih Tolitoli

Di Parigi Moutong, tanaman cengkih baru gencar dibudidayakan petani sekitar awal tahun 2000 sehingga belum masuk sebagai tanaman primadona, meski begitu pemerintah setempat mengupayakan tanaman itu sejajar dengan komoditas unggulan lainnya.

"Tingginya minat petani menanam cengkih menjadikan komoditas ini semakin digemari. Di Parigi Moutong, jumlah petani cengkih sekitar 8.900 kepala keluarga," ujar Nelson yang juga mantan Kepala Badan Ketahanan Pangan Parigi Moutong.

Dijelaskanya, luas areal perkebunan cengkih Parigi Moutong sekitar 7.439,25 hektare yang tersebar di 22 dari 23 kecamatan di kabupaten tersebut.

Umumnya, tanaman tersebut dibudidayakan di wilayah-wilayah pegunungan. Dilihat dari topografi, Parigi Moutong sangat cocok mengembangkan tanaman tersebut dan saat ini pengembangan komoditas cengkih lebih dominan berkembang di wilayah utara kabupaten tersebut.

"Perbandingan produksi tahun 2018 dengan tahun ini tidak ada perubahan," kata dia menambahkan.

Baca juga: Petani Keluhkan Harga Cengkih Terus Turun

Di sektor perkebunan, selain cengkih, komoditas kelapa dan kakao masih menjadi unggulan di kabupaten itu. Produksi kakao mencapai 69.704 ton per tahun, sedangkan kelapa
mencapai 212.176.000 butir per tahun dengan luas areal sebesar 26.522 hektare.