Petani Keluhkan Harga Cengkih Terus Turun

id cengkeh

Petani Keluhkan Harga Cengkih Terus Turun

Seorang petani menjemur bunga cengkeh (ANTARA/Jessica Helena Wuysang)

Palu,  (antarasulteng.om) - Para petani di Sulawesi Tengah mengeluhkan harga komoditas ekspor khususnya cengkih di pasaran lokal terus turun hingga kini berada pada kisaran Rp80.000/kg.

"Harga cengkih di pasaran sebelumnya sempat mencapai titik tertinggi pada kisaran Rp150.000/kg," kata E Mangkinda, seorang petani asal Kabupaten Morowali Utara (Morut), Selasa.

Namun, kata dia, harga komoditi tersebut terus merosot turun menjadi Rp100.000/kg dan turun lagi sekarang ini tinggal Rp80.000/kg.

Padahal, kata dia, petani di daerah itu dalam setahun terakhir ini sedang bergairah menanam cengkih karena didorong harganya yang mahal.

Hal senada juga disampaikan Benny, seorang petani asal Kabupaten Parigi Moutong. Ia juga mebenarkan harga cengkih turun.

Meski harga turun, tetapi masih lumayan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya harga engkih di pasaran hanya berkisar Rp30.000/kg.

Sulteng merupakan salah satu daerah di Pulau Sulawesi yang memiliki luas dan produksi cengkih cukup besar.

Dari sejumlah daerah di Provinsi Sulteng yang mengembangkan tanaman cengkih, Kabupaten Tolitoli terbesar baik luas maupun dari segi produksi.

Daerah di Sulteng yang memiliki areal pengembangan cengkih antara lain, Sigi,Poso, Morowali Utara, Donggala, Parigi Moutong dan Buol.

Sementara Kepala Seksi Usaha dan Sarana Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulteng, Rudi Zulkarnain mengatakan harga cengkih di pasaran lokal sangat tergantung dari perkembangan pasar di Surabaya.

Ia mengaku turunnya harga cengkih tidak hanya di Palu, tetapi semua daerah, termasuk di Surabaya sebagai pemasok cengkih terbesar untuk kebutuhan pabrik rokok.

Otomatis, kata dia, jika harga di pabrik turun, maka di daerah, termasuk di Palu ikut turun dan sebaliknya.