BI ingatkan Pemkab Tolitoli kurangi ketergantungan cengkeh
Di mana produk turunan dari cengkeh sendiri belum memiliki variasi penggunaan yang cukup banyak sehingga harganya sangat bergantung kepada permintaan perusahaan rokok
Palu (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mengingatkan Pemerintah Kabupaten Tolitoli agar mengurangi ketergantungan pada cengkeh dalam mendongkrak perekonomian masyarakat dan daerah.
Mengingat dari tahun ke tahun, Pemkab Tolitoli sangat menggantungkan pendapatan daerahnya dari komoditas yang menjadi bahan baku utama pembuatan rokok tersebut.
"Di mana produk turunan dari cengkeh sendiri belum memiliki variasi penggunaan yang cukup banyak sehingga harganya sangat bergantung kepada permintaan perusahaan rokok,"katanya, di Palu, Senin.
Sehingga jika permintaan perusahaan rokok berkurang, maka harga cengkeh yang menjadi komoditas budidaya sebagian besar masyarakat di sana juga bakal turun dan sangat berpengaruh terhadap keuangan masyarakat dan daerah.
"Diperlukan variasi hasil produksi dan diversifikasi produk turunan dari produk cengkeh di Kabupaten Tolitoli,"ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Tolitoli untuk meningkatkan sinergi agar inflasi di daerah itu dapat terkendali, di antaranya adalah peran Dinas Ketahanan Pangan dalam memastikan produktivitas pertanian dan menjaga ketersediaan pangan di Sulteng.
Peran Dinas Pekerjaan Umum (PU) juga diharapkan dapat mempercepat perbaikan infrastruktur sehingga dapat melancarkan distribusi barang.
"Dalam melaksanakan perbaikan infrastruktur, Dinas PU Tolitoli diharapkan memberikan pemberitahuan kepada petani dan distributor sebelum melaksanakan pekerjaan yang dimungkinkan dapat menghambat alur distribusi barang sehingga pelaku usaha dapat merencanakan jadwal pengadaan barangnya dengan lebih baik,"jelasnya
Selain itu, ia meminta peran aktif satgas pangan di kabupaten itu dalam mencegah aksi penimbunan barang agar tidak terjadi kelangkaan yang dapat memicu kenaikan harga.
"Untuk ke depannya Pemkab Tolitoli diharapkan untuk dapat melakukan pemantauan rutin yang didukung dengan perhitungan harga, khususnya untuk komoditas strategis agar TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Tolitoli dapat menentukan langkah yang lebih akurat dalam mengendalikan harga serta memastikan masyarakat Tolitoli dapat memenuhi kebutuhan utamanya,"tambahnya.
Majid mengatakan hal-hal tersebut sudah ia sampaikan kepada Pemkab Tolitoli dan stakeholder terkait dalam rapat koordinasi TPID Tolitoli pekan lalu.
Baca juga: BI: hingga penghujung 2019, investasi di Kabupaten Buol nihil
Baca juga: Pertumbuhan ekonomi Sulteng 2019 diprediksi 6,9 persen
Mengingat dari tahun ke tahun, Pemkab Tolitoli sangat menggantungkan pendapatan daerahnya dari komoditas yang menjadi bahan baku utama pembuatan rokok tersebut.
"Di mana produk turunan dari cengkeh sendiri belum memiliki variasi penggunaan yang cukup banyak sehingga harganya sangat bergantung kepada permintaan perusahaan rokok,"katanya, di Palu, Senin.
Sehingga jika permintaan perusahaan rokok berkurang, maka harga cengkeh yang menjadi komoditas budidaya sebagian besar masyarakat di sana juga bakal turun dan sangat berpengaruh terhadap keuangan masyarakat dan daerah.
"Diperlukan variasi hasil produksi dan diversifikasi produk turunan dari produk cengkeh di Kabupaten Tolitoli,"ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Tolitoli untuk meningkatkan sinergi agar inflasi di daerah itu dapat terkendali, di antaranya adalah peran Dinas Ketahanan Pangan dalam memastikan produktivitas pertanian dan menjaga ketersediaan pangan di Sulteng.
Peran Dinas Pekerjaan Umum (PU) juga diharapkan dapat mempercepat perbaikan infrastruktur sehingga dapat melancarkan distribusi barang.
"Dalam melaksanakan perbaikan infrastruktur, Dinas PU Tolitoli diharapkan memberikan pemberitahuan kepada petani dan distributor sebelum melaksanakan pekerjaan yang dimungkinkan dapat menghambat alur distribusi barang sehingga pelaku usaha dapat merencanakan jadwal pengadaan barangnya dengan lebih baik,"jelasnya
Selain itu, ia meminta peran aktif satgas pangan di kabupaten itu dalam mencegah aksi penimbunan barang agar tidak terjadi kelangkaan yang dapat memicu kenaikan harga.
"Untuk ke depannya Pemkab Tolitoli diharapkan untuk dapat melakukan pemantauan rutin yang didukung dengan perhitungan harga, khususnya untuk komoditas strategis agar TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Tolitoli dapat menentukan langkah yang lebih akurat dalam mengendalikan harga serta memastikan masyarakat Tolitoli dapat memenuhi kebutuhan utamanya,"tambahnya.
Majid mengatakan hal-hal tersebut sudah ia sampaikan kepada Pemkab Tolitoli dan stakeholder terkait dalam rapat koordinasi TPID Tolitoli pekan lalu.
Baca juga: BI: hingga penghujung 2019, investasi di Kabupaten Buol nihil
Baca juga: Pertumbuhan ekonomi Sulteng 2019 diprediksi 6,9 persen