Pertumbuhan ekonomi Sulteng 2019 diprediksi 6,9 persen

id Sulteng,BI,BI Sulteng,Sandi

Pertumbuhan ekonomi Sulteng 2019 diprediksi 6,9 persen

Kepala Kantor Perwakilan BI Sulteng, Abdul Majid Ikram memaparkan perekonomian Sulteng tahun 2019 dalam seminar APBN 2020 memperingati Hari Uang ke-73 tahun yang diselemlnggarakan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu Sulteng di salah satu hotel di Kota Palu, Selasa (5/11/2019). ANTARA/HO-Humas Kanwil Ditjend Perbendaharaan Kemenkeu Sulteng

Pada kuartal III pertumbuhan ekonomi Sulteng 6,4 hingga 6,8 persen, kuartal IV 6,5 sampai 6,9 persen dan secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Sulteng 2019 diprediksi dapat mencapai 6,5 sampai 6,9 persen
Palu (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah hingga penghujung tahun 2019 nanti diperkirakan dapat mencapai 6,9 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

"Pada kuartal III pertumbuhan ekonomi Sulteng 6,4 hingga 6,8 persen, kuartal IV 6,5 sampai 6,9 persen dan secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Sulteng 2019 diprediksi dapat mencapai 6,5 sampai 6,9 persen," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Sulteng, Abdul Majid Ikram saat memaparkan perekonomian Sulteng dalam seminar APBN 2020 yang digelar di Kota Palu, Selasa.

Ia menjelaskan faktor pemicu pertumbuhan ekonomi Sulteng tahun 2019 di antaranya tingginya nilai tambah hilirisasi dari besi tahan karat atau stanlees steel yakni produk baja panas atau baja hitam (hot rolled coiled) dan baja dingin atau baja putih (cold rolled coiled).

Selain itu optimalisasi kapasitas industri gas ammonia di sejumlah daerah di Sulteng juga memicu pertumbuhan ekonomi tahun 2019. Stabilnya produksi gas alam cair (LNG) juga diprediksi akan mendongkrak perekonomian Sulteng yang pada kuartal III 2018 sempat terhempas akibat bencana alam.

"Meski begitu ada beberapa hal yang dapat memicu pelemahan pertumbuhan ekonomi Sulteng antara lain, konsumsi belum mengalami perbaikan signifikan meskipun insentif yakni THR (Tunjangan Hari Raya) dan gaji ke-13 telah diberikan," terangnya.

Selain itu, ujar dia, sektor perdagangan, pertanian dan akomodasi diperkirakan belum berkontribusi secara optimal pascabencana gempa, tsunami dan likuefaksi tahun 2018 lalu.

Namun, ia menyatakan Pemerintah Provinsi Sulteng dapat memanfaatkan kesempatan dan peluang yang ada agar dapat mencapai angka pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 6,9 persen.

Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Pemprov Sulteng yaitu antara lain memaanfaatkan potensi investasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 1 & 3 di Kabupaten Poso & pabrik baterai lithium di PT. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

"Memanfaatkan potensi pembangunan infrastruktur pascabencana oleh kementerian-kementerian terkait dan potensi akselerasi LU (lapangan usaha) di sektor konstruksi untuk pembangunan pascabencana, pabrik baja karbon, PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) dan sebagainya," ujarnya.

Baca juga: BI: pertumbuhan lapangan usaha di Sulteng melambat pascabencana
Baca juga: BI: Perekonomian Sulteng triwulan II 2019 tumbuh lambat