Ketersediaan irigasi di Parimo masih memadai dukung kegiatan pertanian

id Nyoman Adi, puparimo, irigasi, pertanian, pemkabparimo, Sulteng, Parigi Moutong

Ketersediaan irigasi di Parimo  masih memadai dukung kegiatan pertanian

Ilustrasi- Irigasi di Sulteng. ANTARA/Muhammad Hajiji

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengatakan ketersediaan irigasi dalam mendukung kegiatan pertanian di kabupaten itu masih sangat memadai.
 
"Irigasi menjadi bagian penting dalam mendukung kegiatan pertanian, sehingga pemerintah tetap memprioritaskan pemeliharaan infrastrukturnya supaya tetap awet," kata Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan Parigi Moutong Nyoman Adi yang dihubungi dari Palu, Jumat.
 
Dia menjelaskan, sarana irigasi yang di bawah kewenangan Pemkab setempat, sebagian besar dimanfaatkan petani untuk pengairan lahan mereka, sehingga dalam pemeliharaan maupun rehabilitasi perlu mempertimbangkan kualitas konstruksi.
 
menurutnya, PU sangat mendukung upaya peningkatan hasil produksi pertanian, karena kabupaten ini merupakan salah satu daerah di Sulteng sebagai sentral penghasil sejumlah komoditas, khususnya pada subsektor tanaman pangan padi dan jagung.
 
"Kami juga sudah mengusulkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) penambahan anggaran untuk rehabilitasi sejumlah irigasi, dan kami masih menunggu hasil usulan tersebut," ujar Nyoman namun tidak merinci jumlah usulan anggaran.
 
Ia mengemukakan, meski Parigi Moutong merasakan dampak gempa 28 September 2018 lalu yang merusak sejumlah infrastruktur, termasuk sarana irigasi, namun hal itu tidak berpengaruh signifikan terhadap kegiatan pertanian.
 
Di Parigi Moutong, katanya, infrastruktur pengairan ditangani tiga instansi berbeda yakni kewenangan Pemerintah Pusat, Pemprov Sulteng dan Pemkab Parigi Moutong sehingga dalam pemeliharaannya lebih muda.
 
"Saat ini kami sedang melakukan perencanaan, dan diproyeksikan tahun depan baru diusulkan rehabilitasi irigasi di kecamatan Palasa, karena permukaan intek mengalami penurunan," kata dia menambahkan.
 
Ia memaparkan, selain irigasi, pihaknya juga tetap memperhatikan jalan kantong produksi pertanian, hanya saja penanganan tidak dilakukan secara merata, mengingat keterbatasan anggaran karena masih dalam situasi pandemi COVID-19.
 
"Kami memprioritaskan wilayah-wilayah yang memang belum tertangani, karena jalan-jalan kantong produksi ini bagian dari sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertanian," demikian Nyoman.