Pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian timur tinggi dan impresif
Jakarta (ANTARA) - Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian timur cukup tinggi dan impresif pada kuartal III-2023, yang mana melampaui pertumbuhan ekonomi nasional.
Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2023 untuk Pulau Maluku dan Papua tercatat sebesar 9,25 persen year on year (yoy) dan Pulau Sulawesi tercatat sebesar 6,44 persen (yoy), atau di atas nasional yang sebesar 4,94 persen (yoy).
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian timur cukup tinggi dan impresif, dimana wilayah kawasan Indonesia timur tumbuh di atas ekonomi nasional,” ujar Amalia dalam konferensi pers Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III-2023 di Jakarta, Senin.
Amalia menjelaskan, sumber pertumbuhan utama untuk Pulau Maluku dan Papua yaitu pertambangan dan penggalian, serta perdagangan dan konstruksi, sedangkan Pulau Sulawesi yaitu industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, serta perdagangan.
Seiring dengan pertumbuhan, kontribusi wilayah timur Indonesia terhadap PDB nasional juga meningkat, tercatat kontribusi Pulau Sulawesi naik menjadi 7,25 persen dibandingkan sebelumnya 7,13 persen pada kuartal II-2023.
Lalu, kontribusi Pulau Maluku dan Papua terhadap PDB nasional naik menjadi 2,59 persen dibandingkan sebelumnya 2,57 persen pada kuartal II-2023.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian barat pada kuartal III-2023 justru di bawah capaian nasional, diantaranya Pulau Sumatera tumbuh 4,50 persen (yoy), Pulau Jawa tumbuh 4,83 persen (yoy), dan Pulau Kalimantan tumbuh 4,83 persen (yoy).
Namun demikian, Amalia tidak memungkiri bahwa perekonomian Indonesia secara wilayah masih terkonsentrasi di bagian barat, utamanya dari Pulau Jawa dan Sumatera.
“Secara struktur ekonomi Indonesia secara wilayah masih terkonsentrasi di Jawa dan Sumatera,” ujar Amalia.
Hal tersebut terlihat dari kontribusi terhadap PDB, dimana Pulau Jawa masih mendominasi berkontribusi 57,12 persen terhadap PDB nasional, diikuti Pulau Sumatera berkontribusi 22,16 persen, dan Pulau Kalimantan berkontribusi 8,08 persen.
Setelahnya, baru diikuti Pulau Sulawesi berkontribusi sebesar 7,25 persen, Pulau Bali dan Nusa Tenggara berkontribusi 2,80 persen, dan Pulau Maluku dan Papua berkontribusi 2,59 persen.
Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2023 untuk Pulau Maluku dan Papua tercatat sebesar 9,25 persen year on year (yoy) dan Pulau Sulawesi tercatat sebesar 6,44 persen (yoy), atau di atas nasional yang sebesar 4,94 persen (yoy).
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian timur cukup tinggi dan impresif, dimana wilayah kawasan Indonesia timur tumbuh di atas ekonomi nasional,” ujar Amalia dalam konferensi pers Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III-2023 di Jakarta, Senin.
Amalia menjelaskan, sumber pertumbuhan utama untuk Pulau Maluku dan Papua yaitu pertambangan dan penggalian, serta perdagangan dan konstruksi, sedangkan Pulau Sulawesi yaitu industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, serta perdagangan.
Seiring dengan pertumbuhan, kontribusi wilayah timur Indonesia terhadap PDB nasional juga meningkat, tercatat kontribusi Pulau Sulawesi naik menjadi 7,25 persen dibandingkan sebelumnya 7,13 persen pada kuartal II-2023.
Lalu, kontribusi Pulau Maluku dan Papua terhadap PDB nasional naik menjadi 2,59 persen dibandingkan sebelumnya 2,57 persen pada kuartal II-2023.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian barat pada kuartal III-2023 justru di bawah capaian nasional, diantaranya Pulau Sumatera tumbuh 4,50 persen (yoy), Pulau Jawa tumbuh 4,83 persen (yoy), dan Pulau Kalimantan tumbuh 4,83 persen (yoy).
Namun demikian, Amalia tidak memungkiri bahwa perekonomian Indonesia secara wilayah masih terkonsentrasi di bagian barat, utamanya dari Pulau Jawa dan Sumatera.
“Secara struktur ekonomi Indonesia secara wilayah masih terkonsentrasi di Jawa dan Sumatera,” ujar Amalia.
Hal tersebut terlihat dari kontribusi terhadap PDB, dimana Pulau Jawa masih mendominasi berkontribusi 57,12 persen terhadap PDB nasional, diikuti Pulau Sumatera berkontribusi 22,16 persen, dan Pulau Kalimantan berkontribusi 8,08 persen.
Setelahnya, baru diikuti Pulau Sulawesi berkontribusi sebesar 7,25 persen, Pulau Bali dan Nusa Tenggara berkontribusi 2,80 persen, dan Pulau Maluku dan Papua berkontribusi 2,59 persen.