Surya Paloh tunjukkan jiwa nasionalisme
Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menyatakan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh telah menunjukkan sikap nasionalisme saat mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Di situ sebenarnya jiwa nasionalisme Pak Surya Paloh muncul, jiwa nasionalismenya hadir untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," katanya dihubungi di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pada prinsipnya setelah kontestasi, kalah menang biasa, yang menang beruntung yang kalah memang belum ditakdirkan Tuhan untuk menang.
Dia pun mengapresiasi sikap Surya Paloh yang secara terbuka mengucapkan selamat kepada Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, usai pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Kita patut berbangga, patut bahagia kepada Pak Surya Paloh dan NasDem yang berjiwa besar untuk menerima pemilu, lalu mengucapkan selamat kepada Prabowo-Gibran sebagai bagian dari pada menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya pula.
Menurutnya, sikap Surya Paloh itu sebagai contoh baik bagi elite parpol maupun capres-cawapres yang kalah, agar legowo menerima kekalahan. Sebab kontestasi Pilpres 2024 dianggap sudah selesai secara aman, damai, dan demokratis.
“Itu sesuatu yang positif, sesuatu yang bagus, NasDem berjiwa besar menerima kekalahan dan menerima kemenangan, artinya proses tahapan pemilu sudah usai, presiden sudah ditetapkan dan NasDem sudah mengakui kemenangan Prabowo dan mengakui kekalahan,” kata Ujang menegaskan.
Menurut dia, proses demokrasi di Indonesia berjalan dengan normal, dengan baik dengan bagus, walaupun banyak catatan dan kekurangan dalam demokrasi.
Ujang menegaskan, Surya Paloh sudah menampilkan jiwa nasionalismenya dengan tidak ngotot pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang harus menang. Hal itu ditunjukkan dengan sikap menerima kekalahan dan legowo mengakui kemenangan lawan.
Ujang juga berharap para ketum partai lain mau melakukan hal yang sama seperti Surya Paloh untuk melengkapi jalannya Pilpres 2024 yang lancar, aman, dan damai meskipun ada dinamika di lapangan.
“Di situ sebenarnya jiwa nasionalisme Pak Surya Paloh muncul, jiwa nasionalismenya hadir untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," katanya dihubungi di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pada prinsipnya setelah kontestasi, kalah menang biasa, yang menang beruntung yang kalah memang belum ditakdirkan Tuhan untuk menang.
Dia pun mengapresiasi sikap Surya Paloh yang secara terbuka mengucapkan selamat kepada Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, usai pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Kita patut berbangga, patut bahagia kepada Pak Surya Paloh dan NasDem yang berjiwa besar untuk menerima pemilu, lalu mengucapkan selamat kepada Prabowo-Gibran sebagai bagian dari pada menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya pula.
Menurutnya, sikap Surya Paloh itu sebagai contoh baik bagi elite parpol maupun capres-cawapres yang kalah, agar legowo menerima kekalahan. Sebab kontestasi Pilpres 2024 dianggap sudah selesai secara aman, damai, dan demokratis.
“Itu sesuatu yang positif, sesuatu yang bagus, NasDem berjiwa besar menerima kekalahan dan menerima kemenangan, artinya proses tahapan pemilu sudah usai, presiden sudah ditetapkan dan NasDem sudah mengakui kemenangan Prabowo dan mengakui kekalahan,” kata Ujang menegaskan.
Menurut dia, proses demokrasi di Indonesia berjalan dengan normal, dengan baik dengan bagus, walaupun banyak catatan dan kekurangan dalam demokrasi.
Ujang menegaskan, Surya Paloh sudah menampilkan jiwa nasionalismenya dengan tidak ngotot pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang harus menang. Hal itu ditunjukkan dengan sikap menerima kekalahan dan legowo mengakui kemenangan lawan.
Ujang juga berharap para ketum partai lain mau melakukan hal yang sama seperti Surya Paloh untuk melengkapi jalannya Pilpres 2024 yang lancar, aman, dan damai meskipun ada dinamika di lapangan.