CPM Palu evaluasi program penanganan stunting di wilayah lingkar tambang

id stunting,Palu,CPM,Kawatuna

CPM Palu evaluasi program penanganan stunting di wilayah lingkar tambang

PTCPM Palu bersama puskesmas lingkar tambang dan kader stunting di posyandu melakukan evaluasi penanganan stunting di wilayah lingkar tambang yang dilaksanakan di Puskesmas Talise, Kamis (12/12/2024). ANTARA/ (Kristina Natalia)

Palu (ANTARA) - PT Palu Citra Minerals (CPM) melakukan evaluasi program CPM Peduli Stunting di wilayah lingkar tambang bersama puskesmas dan kader posyandu, Kamis.



"Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kendala secara teknis maupun efektivitas bantuan yang diberikan agar tujuan menurunkan prevalensi stunting bisa tercapai," jelas Superintendent Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM-CSR) PT CPM, Rahyunita Handayani kepada ANTARA Sulteng, Kamis.



Dia menjelaskan program CPM Peduli Stunting dijalankan mulai bulan September 2024 hingga Februari 2025 dengan dukungan pemberian bantuan gizi tambahan berupa susu dan vitamin serta mendukung operasional kader posyandu.



"Kami melakukan pendampingan dengan kader-kader di posyandu dengan mensuport operasional tugas para kader dan operasional di posyandu," terangnya.



Dia mengemukakan, PT CPM menargetkan 50 persen angka stunting di wilayah lingkar tambang bisa turun.



"Hasil evaluasi sementara menunjukkan penurunan angka stunting. Kalau program itu berhasil maka akan berkelanjutan," ujarnya.



Sementara itu Kepala Puskesmas Kawatuna Mohammad Irzam menjelaskan ada sembilan anak yang dideteksi mengalami stunting dan mendapat penanganan dari PT CPM bersama puskesmas.



"Alhamdulillah selama mendapat penanganan tiga bulan, maka sembilan anak itu lepas dari status stunting karena mengalami kenaikan berat badan dan tinggi badan," kata Irzam.



Dia menyebutkan pihaknya akan meningkatkan pencegahan lebih masif untuk menghindari resiko stunting anak.



Petugas Gizi Puskesmas Kawatunw Wahyuni menambahkan penanganan stunting masih menemukan beberapa kendala, seperti soal pola asuh, pemenuhan gizi tidak tepat sasaran dan faktor ekonomi.



"Kendala itu kami sampaikan ke puskesmas dan CPM agar dicarikan solusinya seperti apa," ucapnya.