Donggala (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mendorong percepatan penurunan angka stunting dengan berbasis keluarga dan komunitas.
Gubernur Sulteng Anwar Hafid mengatakan perlu adanya penguatan program makan bergizi gratis (MBG) dengan fokus kepada anak-anak stunting melalui pendekatan yang disesuaikan berdasarkan kondisi gizi masing-masing anak.
"Jadi ke depan ada MBG khusus untuk anak-anak stunting dengan tetap berbasis keluarga," kata Anwar saat ditemui awak media di Kabupaten Donggala, Minggu.
Ia mengemukakan dalam pelaksanaan MBG khusus anak stunting itu akan melibatkan pemerintah desa, TP PKK, dan setiap organisasi perangkat daerah (OPD) sehingga bantuan gizi itu dapat tepat sasaran.
"Saya minta kepada seluruh OPD dan lintas sektor segera menyiapkan skema makan bergizi gratis untuk anak stunting ini," ucapnya.
Ia menuturkan stunting harus ditangani secara bersama-sama dengan gotong royong dan intervensi yang tepat.
Menurut dia, ke depan metode pendampingan langsung satu OPD untuk satu anak dengan estimasi bantuan Rp15 ribu per hari atau Rp450 ribu per bulan per anak.
"Tentunya bukan hanya anaknya diurus tetapi orang tuanya juga harus diperhatikan," sebutnya.
Diketahui prevalensi stunting Sulawesi Tengah berdasarkan SSGI turun dari 27,1 persen pada 2023 menjadi 26,1 persen di 2024.
Untuk tahun 2025 data EPPGBM menunjukkan capaian lebih baik, yakni sekitar 9,6 persen secara provinsi dan 19,6 persen di Kabupaten Donggala.
"Pemprov Sulteng sudah mengalokasikan dana insentif fiskal Rp5,6 miliar untuk pengadaan alat antropometri standar serta penguatan pendampingan enumerator saat survei di lapangan," kata dia.
