Wilmar Nabati Indonesia bantu logistik untuk Sulteng senilai Rp2 miliar.

id BANTUAN KORBAN GEMPA,ACT,WILMAR

Wilmar Nabati Indonesia bantu logistik untuk Sulteng senilai Rp2 miliar.

Director of Project and Technical PT. Wilmar Nabati Indonesia Erik Tjia (ke dua dari kiri) berfoto bersama Koordinator Kemitraan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Harjono Saputro (ke tiga dari kanan kenakan topi hitam) usai bongkar muat bantuan logistik PT. Wilmar Nabati Indonesia kepada ACT untuk korban gempa, Tsunami dan likuifaksi di Palu, Sigi dan Donggala di Pelabuhan Peti Kemas Pantoloan , Senin siang. (Antaranews Sulteng/Muh. Arsyandi) (Antaranews Sulteng/Muh. Arsyandi)

Bila dirupiahkan, bantuan ini bernilai sekitar Rp2 miliar
Palu (Antaranews Sulteng) - Yayasan Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menerima bantuan logistik dari Wilmar Nabati Indonesia untuk korban bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala berupa 180 ton logistik yang diangkut lewat kapal laut. 

Perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka di Indonesia yang berpusat di Singapura itu memberikan bantuan 180 ton logistik bagi korban terdampak bencana di tiga daerah di Sulawesi Tengah yang dikirim lewat jalur laut.

"Bantuan dari perusahaan minyak sawit terkemuka yang berpusat di Singapura itu meliputi beras 100 ton, minyak goreng 34,4 ton dan tepung 47 ton. Beras yang kami berikan berkualitas premium yang dikemas dalam kemasan 5 kilogram, minyak goreng 1 liter dan tepung 1 kilogram," kata Director of Project dan Technical PT. Wilmar Nabati Indionesia Erik Tjia di sela-sela pembongkaran peti kemas bantuan PT. Wilmar Nabati Indonesia di Pelabuhan Peti Kemas Pantoloan, Senin siang.

Erik mengatakan jika dirupiahkan, 180 ton logistik tersebut bernilai tidak kurang dari Rp2 miliar. Bantuan itu merupakan bentuk kepedulian Wilmar Grup terhadap kondisi para korban bencana yang hingga saat ini masih mengungsi dan kehilangan tempat tinggal.

"Minggu lalu kita juga sudah memberikan bantuan 100 ton logistik untuk korban bencana di Palu, Sigi dan Donggala. Nilainya jika dirupiahkan sekitar Rp1 miliar. Bantuan kami dikemas dalam sembilan peti kemas atau kontainer," ujarnya.

Pada hari yang sama, kapal kemanusiaan Yayasan Kemanusiaan ACT yang mengangkut 500 ton logistik juga berlabuh di Pelabuhan  Peti Kemas Pantoloan. Bantuan dari warga Sumatera meliputi Aceh, Padang dan Kepulauan Riau dan sekitarnya itu menempuh jalur laut tidak kurang dari seminggu.

Koordinator kemitraan ACT Harjono Saputro mengatakan bantuan logistik dari ACT kali ini merupakan kali ke tiga yayasan kemanusiaan terbesar di Indonesia itu menndatangkan bantuan bagi korban bencana di Palu, Sigi dan Donggala setelah sebelumnya yayasan kemanusiaan itu berhasil mendatangkan masing-masing 1.000 ton logistik dari Surabaya dan Jakarta.

"Bantuan 500 ton ini diangkut dari Pelabuhan Belawan, Kota Medan, adalah adalah bantuan warga Sumatera yang didistribusikan lewat ACT untuk korban bencana di sini," ujar Harjono.

Berbeda dengan bantuan-bantuan sebelumnya, bantuan kali ini jelas Harjono, mayoritas berupa lauk pauk khas Sumatera seperti rendang, emping dan kerupuk melinjo selain beras," katanya.