Palu (ANTARA) -
Dinas Perpustakaan Kota Palu mengatakan hasil survei dilakukan pihaknya terhadap minat baca/literasi di ibu kota Sulawesi Tengah berada di atas angka 60 persen.
"Kalau di lihat dari sudut pandang orang data ke perpustakaan, iya rendah. Tetapi kalau dilihat dari sudut pandang orang membaca di rumah entah pakai buku, lewat gawai dan perangkat lainnya justru meningkat sebagai mana hasil survei kami di lapangan," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Palu Syamsul Saifuddin yang ditemui di Palu, Senin.
Ia menjelaskan, minat baca warga di perkotaan non perpustakaan cukup tinggi karena ditunjang dengan fasilitas cukup memadai, mulai dari buku, gawai hingga jaringan internet.
Oleh karena itu, guna meningkatkan literasi yang lebih optimal, Dinas Perpustakaan akan menyasar masyarakat yang berada di wilayah-wilayah terpencil melalui program transformasi perpustakaan inklusi sosial fokus pada komunitas di masing-masing kelurahan.
Selain program tersebut, pihaknya juga ke depan bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika menghadirkan internet masuk desa dalam rangka mendukung literasi melalui akses daring.
"Kami terus mendorong minta baca masyarakat, baik melalui pendidikan formal, maupun dalam bentuk kegiatan lain.
Literasi penting bagi masyarakat, tidak memandang usia tua dan muda. Dalam mendukung itu semua, kami juga menggandeng pegiat literasi lainnya seperti taman baca masyarakat (TBM) yang berada di kota Palu," papar Syamsul.
Literasi penting bagi masyarakat, tidak memandang usia tua dan muda. Dalam mendukung itu semua, kami juga menggandeng pegiat literasi lainnya seperti taman baca masyarakat (TBM) yang berada di kota Palu," papar Syamsul.
Ia memaparkan, literasi penting hadir di tengah masyarakat, karena multi manfaat selain membantu meningkatkan pengetahuan, berpikir kritis dengan mengolah informasi dengan baik agar tidak mudah terpengaruh dengan informasi bohong/hoaks.
Lalu, literasi berbasis digital, Pemkot Palu juga menggenjot penggunaan e-katalog dan e-library sebagai perpustakaan yang menyajikan buku-buku yang dapat diakses melalui daring menggunakan aplikasi tertentu.
Saat ini, pihaknya dalam penggunaan e-katalog kurang lebih 2.000 buku sudah bisa diakses publik, meski begitu perlu penguatan melalui e-library agar buku-buku digital dapat dibaca langsung tanpa harus proses unduh.
"Untuk kearsipan kami akan uji coba menyambungkan antar organisasi perangkat daerah (OPD) tentang arsip, karena ada pemilihan arsip statis atau arsip tentang sejarah dan arsip dinamis yang memiliki periode untuk diputihkan," demikian Syamsul.