BMKG identifiksi bibit siklon tropis namun tidak berdampak ke Indonesia

id bibit siklon tropis,BMKG

BMKG identifiksi bibit siklon tropis namun tidak berdampak ke Indonesia

Warga mengendarai motor menerobos hujan, di Kota Lhokseumawe, Aceh, Rabu (7/4/2021). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan kewaspadaan potensi cuaca ekstrem dampak bibit siklon tropiss 90S di Samudra Hindia barat daya Sumatera dan bibit siklon tropis 99S di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur yang memicu hujan lebat angin kencang dan gelombang tinggi dalam sepekan ke depan 3-9 April 2021 di sebagian wilayah Indonesia. ANTARA FOTO/Rahmad/hp. (ANTARA FOTO/RAHMAD)

Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi dua bibit siklon tropis yaitu di Samudra Pasifik barat sebelah timur Filipina dan wilayah Laut Cina Selatan bagian barat Filipina Utara, namun tidak berdampak ke wilayah Indonesia.

"Karena posisi bibit siklon yang sangat jauh dari wilayah Indonesia, maka tidak akan berpengaruh terhadap kondisi cuaca di Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Dia menjelaskan, bibit siklon tropis 98W yang tumbuh di Samudera Pasifik Barat sebelah timur Filipina bagian utara berada pada posisi 21.2 Lintang Utara dan 133.6 Bujur Timur.

"Bibit Siklon 98W ini bergerak ke arah barat laut menuju perairan utara Filipina, menjauhi wilayah Indonesia. Dalam 24 jam ke depan, bibit 98 W ini berpotensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis," katanya.

Begitu pula dengan bibit siklon tropis 99W di sekitar wilayah Laut Cina Selatan bagian barat Filipina Utara, tepatnya pada posisi 18.8 LU 115.5 BT. Bibit siklon tropis 99W juga tidak memberikan dampak terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia.

Kecepatan angin maksimum di sekitar sistem 99W mencapai 10 Knot (18.5 Km/jam) dengan tekanan udara di pusat sistemnya mencapai 1014 hPa. Berdasarkan analisis terbaru, bibit siklon tropis 99W belum berpotensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis.

Lebih lanjut Guswanto mengatakan, saat ini BMKG juga memantau adanya belokan angin yang terbentuk dari aliran massa udara dari Belahan Bumi Selatan (BBS) ke wilayah Belahan Bumi Utara (BBU), yakni di Kalimantan bagian timur, Sulawesi bagian utara dan tengah.

Selain itu terpantau adanya daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang dari Bengkulu bagian selatan hingga perairan barat Aceh bagian selatan, dari Kalimantan Timur bagian selatan hingga Kalimantan bagian utara, dari Maluku hingga perairan utara Papua Barat dan dari Papua bagian selatan hingga Papua bagian utara.

Potensi hujan sedang-lebat sebagai dampak dari perlambatan dan belokan angin tersebut dapat terjadi di Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Bengkulu, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.