Pemkot Palu dorong dua komoditas pertanian dukung "Upsus Pajale"

id Pajala, padi, jagung, Pemkotpalu, dinas pertanian, tanaman pangan, ketahanan pangan, nur Laila, Sulteng

Pemkot Palu  dorong dua komoditas pertanian dukung "Upsus Pajale"

Ilustrasi- Petani menjemur jagungnya di Desa Pandere, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (30/8/2021). ANTARA/Basri Marzuki

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah mendorong optimalisasi dua komoditas pertanian dalam rangka mendukung program produksi pangan nasional melalui pelaksanaan Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai atau "Upsus Pajale".
 
"Padi dan jagung masih menjadi komoditas potensial membantu penopang pangan di daerah, sekaligus mendukung program Pemerintah Pusat lewat 'Upsus Pajale'," kata Kepala Ketahanan Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Palu Nur Laila yang ditemui di Palu, Rabu.
 
Ia menjelaskan produksi komoditas padi di Palu pada 2020 mencapai 645,46 ton dengan rata-rata produktivitas 33,90 kuintal per hektare dari luas panen 190,40 hektare. Produksi ini meningkat 30 ton dari tahun sebelumnya.
 
Lalu, komoditas jagung pada sub sektor tanaman pangan dari luas panen 371,40 hektare memproduksi kurang lebih 1.739 ton lebih jagung pipilan kering dengan rata-rata produktivitas 46,83 kuintal per hektare.
 
"Meskipun produksi ini menurun, namun petani masih tetap mempertahankan keberlangsungan dua komoditas tersebut," ujar Laila.
 
Jika dibandingkan tahun 2019, produksi komoditas padi hanya mencapai 614,27 ton, sedangkan jagung justru menunjukkan kemajuan yang baik di angka 2.914 ton atau menurun 1.175 ton di tahun 2020.
 
Ia memaparkan, berkurangnya produksi tersebut akibat penyusutan ketersediaan lahan produktif akibat bencana alam pada September 2018 dan pengembangan infrastruktur perumahan.
 
"Tahun lalu ketersediaan lahan pertanian khususnya areal persawahan yang mengandalkan irigasi kurang lebih 266,2 hektare, lalu posisi tahun sebelumnya seluas 365,7 hektare. Artinya terjadi penyusutan lahan seluas 99,5 hektare," kata Laila.
 
Saat ini, meski arah pembangunan Kota Palu mengandalkan sektor jasa, namun sektor pertanian tidak dikesampingkan dengan tetap memanfaatkan kapasitas lahan yang ada.
 
Oleh karena itu, pemerintah meminta petani tetap produktif mengolah lahan untuk ditanami sejumlah komoditas potensial, baik pada sub sektor tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan.
 
"Kiranya petani ke depan tetap mempertahankan lahan produktif mereka, agar ketersediaan lahan pertanian setiap tahun tidak mengalami penyusutan," ujar Laila.