Parimo segera miliki pabrik benih pajala berkapasitas 2.500 ton/tahun

id PARIMO,PABRIK BENIH,SANG HYANG SERI

Parimo segera miliki pabrik benih pajala berkapasitas 2.500 ton/tahun

Foto bersama jajaran Pemda Parigi Moutong dan Dikreksi PT. Sang Hyang Seri di lokasi bakal dibangunnya pabri pengolahan benih pajala di Kecamatan Parigi Barat, Jumat (13/7) (Antaranews Sulteng/Humas Pemda Parimo)

.... kalau (pabrik ini) tidak selesai pada Desember 2018, dianggal gagal dan diblack-list
Parigi (Antaranews Sulteng) - Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, akhir tahun 2018 ini akan memiliki pabrik pengolahan benih tanaman pangan, khususnya padi, jagung dan kedele (pajala) berkapasitas 2.500 ton per tahun.

"Pabrik ini akan dibangun oleh PT. Sang Hyang Seri dengan investasi sekitar Rp20 miliar yang akan selesai pada Desember 2018," kata Bupati Parigi Moutong Samsurizal Tombolotutu yang dihubungi di Parigi, Minggu.

Pihaknya sudah bertemu dengan jajaran Direksi PT. Sang Hyang Seri di Parigi untuk membicarakan percepatan pembangunan pabrik tersebut dan pemda akan memberikan dukungan untuk semu hal yang diperlukan investor guna kelancaran pembangunan pabrik pengolahan benih pajala ini.

"Pembangunan pabrik pengolahan benih ini sudah saya usulkan ke pemerintah pusat sejak 2015, dan alhamdulillah, tahun ini bisa direalisasikan. Pabrik ini sudah lama dinantikan petani di daerah ini," ujarnya dan menambahkan bahwa pabrik tersebut akan dibangun di atas lahan seluas empat hektare di Desa Baliara, Kecamatan Parigi Barat. 

Ia menegaskan bahwa pabrik pengolahan benih ini akan membantu para petani yang selama ini kesulitan mendapatkan benih pangan seperti padi, jagung dan kedelai dalam jumlah dan kualitas yang tinggi serta suplainya tepat waktu saat dibutuhkan. 

Baca juga: Parigi Moutong dapatkan bibit jagung dari kementan

Salah seorang petinggi Sang Hyang Seri, Rahmad mengatakan pembangunan pabrik pengolahan benih padi, jagung dan kedele di Kabupaten Parigi Moutong bertujuan mendukung program ketahanan pangan nasional dengan menjadikan Parigi Moutong bahkan Sulteng pada umumnya sebagai penghasil utama pajala (padi, jagung, kedele) di Indonesia. 

Karena itu ia berharap pemerintah daerah Parigi Moutong dapat mempermudah proses pembangun pabrik tersebut, utamanya dalam hal perizinan. 

"Kami berharap pemerintah daerah khususnya Dinas terkait dapat menerima kami dengan senang hati untuk berkoordinasi dan berkontribusi aktif sehingga proses pembangunan pabrik ini dapat berjalan sesuai rencana," katanya di depan jajaran Pemda Parimo seperti dikutip siaran pers Humas Pemda Parimo. 

Menurut Rahmat, di Indonesia tahun ini hanya ada 4 provinsi yang dipilih pemerintah pusat untuk membangun pabrik pengolahan benih, yaitu Kalimantan Timur, Aceh, NTB dan Sulawesi Tengah. 

"Khusus Sulawesi Tengah, kami memilih Parigi Moutong karena secara geografis daerah ini sangat strategis dan potensial dari berbagai aspek," katanya.

Sang Hyang Seri diberi tenggang waktu membangun pabrik itu sampai Desember 2018. Jika sampai Desember belum rampung, secara otomatis, pekerjaan akan dianggap gagal. 

Baca juga: Parigi Moutong lipatgandakan areal budidaya jagung

Lewat pabrik ini, Sang Hyang Seri nantinya akan merekrut para pekerja baru khususnya masyarakat setempat untuk bisa menjadi penangkar benih. Mereka akan diberikan benih dan diajari dan dilatih bagaimana cara mengolahnya. 

"Setelah berhasil benih itu dibeli kembali oleh Sang Hyang Seri dengan harga lima persen di atas harga konsumsi," ujarnya.

Wakil Direksi PT Sang Hyang Seri Adi Kusmajaya menyebutkan pembangunan pabrik pengolahan benih itu diharapkan akan meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaring tenaga kerja. 

Jika pabrik itu beroperasi diharapkan dapat memproduksi benih sebanyak 2.500 ton pertahun. Benih tersebut nantinya akan membantu kebutuhan dalam negeri dan juga ekspor seperti Filipina dan Vietnam.

Baca juga: Parigi Moutong lipatgandakan areal budidaya jagung
 
Bupati Parigi Moutong (ketiga kanan) dan Direksi Sang Hyang Seri memperlihatkan gambar pabrik pengolahan beih yang akan dibangun di Parigi usai bertemu, Jumat (13/7) (Antaranews Sulteng/Humas Pemda Parimo)