Kolonodale, Sulteng (ANTARA) - Kabupaten Morowali Utara (Morut), Sulawesi Tengah, merayakan hari jadi yang ke sembilan. Di tengah perayaan ulang tahun yang jatuh setiap 23 Oktober itu, pemerintah kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Morowali ini menegaskan kembali pentingnya investasi dalam mendukung keberhasilan pembangunan.
“Kita menyambut baik Grup Astra Agro yang berinvestasi di Kabupaten Morowali Utara,” kata Bupati Morut Delis Julkarson Hehi MARS kepada jurnalis di Kolonodale belum lama ini.
Dalam rangka HUT ke-9 Kabupaten Morut ini, Astra Agro Group berkontribusi besar dengan mensponsori lomba karya tulis dan video jurnalistik berthema 'mari viralkan potensi unggulan pariwisata Morut.'
Menurut Delis, PT Agro Nusa Abadi (ANA) telah memberi kontribusi yang signifikan dalam perekonomian daerah karena sejak kehadiran anak usaha PT Astra Agro Lestari itu mampu mengubah lahan-lahan tidur menjadi produktif dengan tanaman kelapa sawit.
Selain membuka lapangan kerja dan banyak peluang usaha bagi masyarakat, perkebunan sawit di daerah ini, khususnya anak usaha PT Astra Agro Lestari, memberikan kontribusi pada berdirinya Morut sebagai daerah otonom baru pada 23 Oktober 2013.
Oleh karena itu, kabupaten yang tengah dipimpinnya ini sangat terbuka bagi investasi. "Kami siapkan karpet merah kepada investor yang serius untuk berinvestasi di Morut guna mengelola potensi sumber daya alam yang tersedia.
Namun ia berharap investasi yang masuk dapat memberi manfaat pada masyarakat, khususnya berkontribusi bagi pembangunan daerah, karena pembangunan daerah tidak dapat berjalan tanpa sinergi banyak pihak.
“Perlu kerja sama antara pemerintah dan semua pihak, perusahaan, termasuk kerja sama dengan para jurnalis,” katanya saat menghadiri pembentukan wadah komunikasi para wartawan di Kolonodale, Morut, Sabtu (22/10).
Grup Astra Agro memang beroperasi di Morut. Salah satu anak usaha di kabupaten ini yaitu PT Agro Nusa Abadi (ANA).
Sejak 2006, perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit itu hadir di Morut, menanam pohon kelapa sawit, mengolahnya menjadi minyak sawit mentah (crude palm oil) tanpa melupakan keharusan untuk berdampingan dan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten setempat.
“Visi misi PT ANA memang sejalan dengan apa yang dikatakan Pak Bupati. Perusahaan juga ingin sejahtera bersama bangsa,” ujar Community Development Area Manager Grup Astra Agro wilayah Sulawesi Tengah, Oka Arimbawa saat menghadiri upacara peringatan HUT Morut di pelataran Kantor Bupati Morut di Kolonodale, 23 Oktober 2022.
Peran serta industri perkebunan sawit.
Kehadiran PT ANA sudah dimulai sejak 2006. Semula, melihat kondisi geografis pada saat itu, banyak pihak yang meragukan kesuksesan usaha perkebunan di daerah yang kemudian dikenal dengan Morowali Utara ini.
“Lahannya rawa,” kata Christian Rongko, SH. Masyarakat asli Mori yang kini berusia 70 tahun itu merupakan mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Morowali.
Christian termasuk tokoh penting yang pertama kali mengundang investor. Ia juga meyakini bahwa untuk membangun wilayah, peran dunia usaha sangat dibutuhkan. Itu sebabnya, sejak berdinas di Palu, hingga ditempatkan di Kabupaten Poso, yang kemudian mekar dan melahirkan kabupaten Morowali Utara, pendekatan yang ia tempuh dalam membangun wilayah adalah dengan menggandeng perusahaan.
Perhitungannya terbukti benar. Tim pemerintah daerah semakin semangat ketika perusahaan perkebunan karet yang pertama kali diundang masuk ternyata berhasil memberi dampak positif pada kesejahteraan masyarakat. Indikatornya dapat dilihat dari data-data statistik, seperti Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) kabupaten yang melonjak drastis.
Optimisme itu yang membuat program mengundang investor masuk terus dilanjutkan. Termasuk mengundang Grup Astra Agro yang kemudian mendirikan PT ANA di daerah yang kemudian menjadi Kabupaten Morowali Utara.
“Makanya, saya emosi sekali,” katanya menyikapi sebagian orang yang mengaku pemilik lahan di atas tanah yang tengah dikelola PT ANA. Apalagi, bila klaim-klaim sepihak itu berpotensi mengganggu kelancaran perusahaan.
Menurut sarjana hukum Universitas Hasanuddin Makassar ini, tindakan masyarakat seperti itu bagaikan perampokan di siang hari.
Christian bukan tidak pro pada kepentingan masyarakat. Menurutnya, banyak hal yang tidak masuk akal dari klaim yang diajukan orang-orang tertentu. Sebagai penduduk asli yang mengaku paham betul daerah kelahirannya, ia meyakini bahwa lahan yang diijinkan pemerintah kabupaten untuk dikelola oleh PT ANA adalah lahan negara, bukan milik seseorang.
Secara fisik pun, menurutnya, kondisi lahan sebelum dibuka perusahaan yang tergenang air sangat tidak mungkin dikelola oleh seseorang.
“Apalagi kalau ada yang mengaku memiliki sampai ratusan hektar. Sangat tidak masuk akal,” katanya yang sempat takjub ketika ternyata PT ANA bisa mengolah lahan tersebut menjadi perkebunan kelapa sawit.